MAROEBOEN

Maroeboen adalah nama sebuah Partuanon di Harajaon Tanoh Djawa, Simaloengoen pada masa jaman Kerajaan-kerajaan di Sumatera Timur.

Senin, 23 Juli 2012

Hubungan Kerajaan Tanah Jawa dengan Sipolha

oleh: Iwan Sinaga.

Hubungan Kekerabatan antara Kerajaan Tanah Jawa dengan Sipolha.

Raja Kerajaan Tanah Jawa yang bernama Djintanari mempunyai istri "Poeang Namartoeah" dari Bandar dan dari perkawinan tersebut mempunyai putra bernama Timboel Madjadi, selain putranya tersebut beliau juga mempunyai putri "Silandit Bou". Botou ni Tuan Timboel Madjadi inilah yang dipersunting Tuan Mahasar Damanik dari Sipolha menjadi istrinya.

Dari Perkawinan Tuan Mahasar dengan Silandit Bou (Boruni Tuan Djintanari) memperoleh keturunan seorang putra yang bernama Tuan Djadi Damanik.

Setelah dewasa Toean Djadi mempersunting pula parebannya boruni Toean Timboel Madjadi.

Toean Timboel Madjadi selain mempunyai lima orang putra yang masing-masing bernama Horpanaloean,Podang Rani, Sirhata, Batoerat danAnggaralawan juga mempunyai putri "Silandit Bou".

Dari perkawinan Tuan Djadi dengan Silandit Bou (boruni Tuan Timboel Madjadi) lahirlah keturunan mereka yaitu dua orang putra masing masing bernama Tuan Mariah Moeda Damanik dan Tuan Boras Damanik.

Tuan Boras Damanik mempunyai seorang putra bernama Tuan Akim Damanik.

Setelah dewasa Tuan Akim Damanik juga mempersunting keturunan dari Kerajaan Tanah Jawa yaitu boru dari Tuan Horpanaloean  raja Kerajaan Tanah Jawa.

Tuan Horpanaloean selain mempunyai tiga orang putra yang masing masing bernama Tuan Djintar, Tuan Sang Madjadi dan Tuan Djara juga mempunyai seorang putri "Silandit Bou".

Dari Perkawinan Tuan Akim Damanik dengan Silandit Bou (putri Toean Horpanaloean) lahir keturunannya yang bernama Tuan Kaden Damanik.



Mengingat sejarah tersebut dan skema silsilah yang ada ini, begitu dekatnya hubungan Kerajaan Tanah Jawa dengan Tuan Mahasar Damanik dari Sipolha dari generasi ke generasi.

Bagi kita keluarga besar Sinaga dari Kerjaan Tanah Jawa dan juga dari keturunan Tuan Mahasar dari Sipolha hendaknya merasa bersyukur karena tutur kekerabatan dari sejak jaman dahulu riwayatnya masih dapat terpelihara dengan baik, hendaknya generasi sekarang yang ada ini dapat meneruskan nya.

eonesinaga di Senin, Maret 30, 2009, posting ulang

Raja Tanah Jawa


Guna menghindari penulisan ganda mengenai sejarah Kerajaan Tanah Djawa semenjak Radja Pertama T Sorgalawan Sinaga sampai dengan Radja ke IX yaitu T Djintar Sinaga maka penulis dalam penulisan ini menitik beratkan pada T Sang Madjadi sebagai Radja yg ke X dan T Radja Kaliamsjah Sinaga sebagai Radja yg ke XI. Adapun sejarah Keradjaan Tanah Djawa dari Radja yg Pertama  sampai  dengan yg  ke IX tersebut diatas penulis menyarankan untuk membaca  Stambon Keradjaan Tanah Djawa penulisan Sdr.Irwansjah Sinaga/Medan pada blogspot http/www.sinagaeone.blogspot.com



T Sang Madjadi Sinaga
Foto1: Tn Sang Madjadi ( Radja Tanah Djawa th 1919 s/d 1940), foto diambil th 1937. Original From Pandji Poestaka Magazine sent by Mr Donald Tick. Posted By Ridwan Helmi Ratu Agung.

T Sang Madjadi Sinaga adalah Raja dari Kerajaan Tanah Djawa priode 1919 sd 1940 , bila dirunut kebelakang beliau adalah raja yg ke 10 setelah menggantikan T Djintar yg meninggal tahun 1917 dalam pengasingan di Medan. T Djintar dimakamkan di Huta Pematang Tanah Djawa yg mana kuburan beliau terbuat dari batu dan diperkuat dengan semen maka T Djintar diberi gelar Radja Naisimin.

Setelah T Djintar meninggal maka kerajaan untuk sementara dipegang oleh Puang Bolon sampai dengan tahun 1919, dikarenakan T Djintar dari Puang Bolon tidak mempunyai putera dan hanya mempunyai satu2nya Silandit Bou/istri dari Tuan Mahasar ke IV disatu pihak dan dilain pihak Sistim Pemerintahan Kerajaan yg tidak mengenal pemerintahan dipegang oleh Raja Perempuan yg bersifat permanen dan disamping adanya desakan dari Belanda agar segera menunjuk raja sebagai pengganti

T Djintar maka Puang Bolon menunjuk T Sang Madjadi adik T Djintar sebagai Radja Keradjaan Tanah Djawa ke 10.

Bila Kerajaan Siantar menanda tangani Korte Verklaring/Pernyataan tunduk kepada Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 16 Oktober 1907 maka T Sang Madjadi atas nama Kerajaan Tanah Djawa menanda tangani Korte Verklaring tanggal 27 Juli 1921dan persetujuan Pemerintah Hindia Belanda tertuang dalam Besluit no 23  tahun 1922. maka dengan adanya persetujuan Pemerintah Hindia Belanda tersebut maka syahlah T Sang Madjadi menjadi Radja yg ke X dari Keradjaan Tanah Djawa



1.Tn Gomok Saragih Garingging I Pematang Raya Radja Raya

2.Tn Bosar Sumalam Purba Dasuha I Pematang Panei,.Radja Panei

3.Tn Sang Madjadi Sinaga Dadihoyong I Pematang Tanah Djawa,Radja Tanah Djawa

4.Tn Ragaim Purba Tambak I Pematang Dologsilou,Radja Dologsilou

5.Tn Padiraja Purba Girsang I Naga Saribu,Radja Silimakuta

6.Tn Sawadin Damanik I Pematang Siantar ,Radja Siantar

7.Tn Karel Tanjung ( Parjabayak ) Purba PakPak I Pematang Purba.Radja Purba



Foto3 (Foto Oppung Sang Madjadi dng putra2nya)

Ket: Oppung Sang Madjadi Radja Tanah Djawa ( dari th 1919 s/d 1940 ) beserta putra2nya, berdiri paling kiri Radja Kaliamsjah Sinaga, berdiri tengah Omsjah Sinaga, berdiri paling kanan Kalam Sinaga Catatan : Radja Kaliamsjah Sinaga dinobatkan menjadi Radja di Keradjaan Tanah Djawa pada Juli 1941.( 1941 s/d 1947 ) Kerajaan Tanah Djawa berada di Kab.Simalungun Prop Sumatera Utara. Posted By Ridwan Helmi Ratu Agung

Pada Tahun 1940 Kerajaan Tanah Djawa dibawah pimpinan T Sang Madjadi mendapat penghargaan dari pemerintah Hindia Belanda berupa Tongkat Pusaka Keradjaan yg dibalut emas dan Payung Kebesaran yg berwarna kuning keemasan atas prestasi beliau didalam memajukan Kerajaan Tanah Djawa.




Foto 4 (Stempel Kerajaaan Tanah Djawa dan tanda tangan T Sang Madjadi Sinaga atas Akte  Aanvullende overeenkomst no.34 tanggal 2 Maret 1934)
Ket: Stempel Kerajaan Tanah Djawa dan Tanda Tangan T Sang Madjadi tanggal 2 Maret 1934 atas Perjanjian Tambahan atas Perkebunan Permanangan Register no 56, Sesuai Perjanjian dibawah tangan dng NILS tanggal 12 Agust 1912. Posted By Ridwan Helmi Ratu Agung









T Sang Madjadi  beragama Islam, beliau tidak mempunyai Puang Bolon dan beristrikan 5 orang setelah salah seorang Puang meninggal duniaYaitu :

1.Puang  Salak/Puang Tarmain Saragih Dasalak

2.Puang  Nakut/Puang Ramaihot Damanik ( Ibunda dari Radja Kaliamsjah Sinaga )

3.Puang ( Ibunda Tn Kalam Sinaga )

4.Puang ……( Ibunda Sumairim Sinaga)

5.Puang Poso  ( Ibunda dari T Omsjah Sinaga )



Dari kelima Puang tersebut Tn Sang Madjadi memperoleh 3 orang Putera yaitu  Radja Kaliamsjah Sinaga dari Puang Nakut;  T Omsjah Sinaga dari Puang Poso dan T Kalam Sinaga dan beberapa orang Boru antara lain Lairim Sinaga dari Puang Nakut yang menjadi istri dari T Sarmahata Damanik ( Putera Sang Naualuh Damanik, Radja Siantar yg dibuang ke Bengkalis oleh Belanda ) dan Sumairim Sinaga.



Pada tahun 1940 selang tidak begitu lama setelah menerima tanda  penghargaan  dari Pemerintah  Belanda  tersebut  diatas  T Sang Madjadi Wafat, berita  wafat  beliau termaktub dalam majalah Pewarta Kerajaan tertanggal 15 Agustus 1940. Walaupun telah wafat jenazah tidak dapat dimakamkan dikarenakan berdasarkan Musyawarah Semua Pembesar  Kerajaan  termasuk  Keputusan  Pemangku Adat Kerajaan dari Hutabayu  Marubun dan juga berdasarkan adat kebiasaan di Tanah Djawa bahwa Jenazah Seorang Raja baru dapat dikuburkan setelah Radja Pengganti Dinobatkan dan Penobatan baru dapat dilaksanakan setelah Calon Pengganti Raja menikah dan mendapatkan Puang Bolon.



Sehubungan dengan hal2 tersebut maka T Sang Madjadi yg telah wafat tsb mendapat gelar Radja Nomodom yg berarti Raja yg Sedang Tidur dan dianggap belum wafat, Berdasarkan musyawarah seluruh Pembesar Kerajaan dan atas usul Pemangku Adat Kerajaan dari Hutabayu Marubun yg didukung pula oleh Puang Salak dengan cara mengangkat sebagai putera kandung maka sebagai Calon Pengganti  Utama ditetapkankanlah   Radja Kaliamsjah Sinaga yg pada saat itu ( th 1940 ) sedang kuliah pada Fak Hukum di Jakarta  sebagai pengganti T Sang Madjadi sebagai Radja dari Kerajaan Tanah Djawa yg ke XI.

Jenazah T Sang Madjadi dan Puang Bolon ( Ibunda dari T Sang Madjadi ) yg dapat diselamatkan saat Revolusi BHL th 1946 di makamkan tepat di belakang rumah bolon yg telah terbakar hangus saat Revolusi Sosial tahun 1946 dan saat ini bekas rumah bolon tersebut berdasarkan musyawarah keluarga telah diwakafkan dan dijadikan Mesjid Djamik yg letaknya saat ini tepat berada di Kampung Dalam dekat Pekan Tanah Djawa dan Kantor Kecamatan Tanah Djawa.



Radja Kaliamsjah Sinaga



Foto 5  (Radja Kaliamsjah Sinaga dan Puang Bolon Salimah Damanik)

Ket: Radja Kaliamsjah Sinaga/Radja Terakhir Keradjaan Tanah Djawa dari th 1941 s/d 1947 beserta Poeang Bolon/Permaisuri, Poeang Bolon Salimah Damanik adalah Putri Dari Tn Sawadin Damanik ( Radja dari Keradjaan Siantar yg terakhir ). Posted By Ridwan Helmi Ratu Agung

Radja Kaliamsjah Sinaga dilahirkan di Pematang Tanah Djawa pada tanggal 20 Agustus  1910 dari Ibunda Puang Nakut dan beliau dinobatkan sebagai Radja ke XI dari Keradjaan Tanah Djawa pada tahun 1941 dengan Permaisuri/Puang Bolon Salimah Damanik ( Puteri dari T Sawadin Damanik/Raja Kerajaan Siantar ). Saat Revolusi sosial terjadi Radja Kaliamsjah diselamatkan oleh panggilan T Sawadin Damanik, yg mana sehari sebelum Revolusi Sosial tahun 1946 tersebut                       T Sawadin Damanik/ Radja Siantar memanggil Radja Kaliamsjah Sinaga untuk datang ke Siantar dikarenakan ybs telah mendengar desas desus akan terjadi kerusuhan, mengingat yg memanggil adalah mertua yg sangat dihormati maka berangkatlah Radja Kaliamsjah Sinaga bersama Puang Bolon Salimah Damanik berserta Puang Nakut dan Puang Salak untuk memenuhi panggilan tersebut dan selamatlah mereka untuk sementara dari keganasan BHL ( Barisan Harimau Liar ) yg mengganas di Kerajaan Tanah Djawa.


T Omsyah Sinaga dan T Kalam Sinaga saat revolusi sosial th 1946 berlangsung mereka sedang berada di Tanah Djawa untuk mengawasi kegiatan se-hari2 dari kerajaan Tanah Djawa, mereka berdua langsung ditangkap oleh  Gerombolan  BHL    ( Barisan Harimau Liar ) dan keesokan malamnya saat akan diadakan eksekusi pelemparan kesungai yg sedang mengalir deras tiba2 dua orang eksekutor yang memakai penutup kepala dikeremangan malam mendekati dan mengendurkan seluruh ikatan yg melilit  kedua tangan  T Omsjah Sinaga dan T Kalam Sinaga. Setelah didorong dan dilempar ke sungai yg  mengalir  deras     T Omsjah Sinaga dan T Kalam Sinaga berusaha melepaskan seluruh ikatan dan berenang ketepi untuk menyelamatkan diri dan pulang ke Tanah Djawa yg segera langsung diselamatkan oleh penduduk/rakyat Kerajaan Tanah Djawa pada suatu tempat yg dirahasiakan sampai dengan situasi aman.


Beberapa hari setelah kejadian di Kerajaan Tanah Djawa, T.Sawadin Damanik beserta Radja Kaliamsjah Sinaga yg sedang menginap di Siantar di ditangkap oleh BHL dan dibawa ke Brastagi dan selama beberapa hari di Brastagi mereka dipekerjakan sebagai Tenaga Pekerja Paksa ( Tenaga Rodi )


Saat  Jenazah T Sang Madjadi/Oppung Nomodom dan Puang Bolon ( Ibunda T Sang Madjadi ) akan dikebumikan maka Radja Kaliamsjah Sinaga yg saat tersebut berada dlm tahanan di  Brastagi dibawa oleh beberapa orang BHL yg memakai topeng/penutup kepala untuk menyaksikan pemakaman tersebut.


Setelah acara pemakaman selesai orang2 BHL yg mengantar/mengawal Radja Kaliamsjah Sinaga dihadapan  Rakyat/Masyarakat  Keradjaan Tanah  Djawa berkata  Inilah Radja Kalian Yg Telah Menindas dan Memeras Kalian Dan Kami akan Membebaskan Kalian Dng Cara Membunuhnya Dihadapan Kalian . Mendengar ucapan orang2 BHL tersebut Radja Kaliamsjah Sinaga merasa seolah2 ada yg membisiki agar ybs bicara dihadapan Rakyatnya /Masyarakat .Kemudian Radja Kaliamsjah S berbicara dan bertanya kepada rakyatnya yg disaksikan oleh orang2 BHL yg mengantarnya dari Brastagi ke Tanah Djawa    Apakah Selama Masa Pemerintahan Saya, Saya pernah Memeras, Menindas, Bertindak Sewenang2 Ataupun Menyakiti Kalian Semua maka dengan serentak seluruh Rakyat/Masyarakat yg hadir menjawab Tidak Pernah,Radja Kami adalah Radja yg baik,Jujur,Dan tidak Pernah Menindas Kami   mendengar jawaban rakyat tsb maka orang2 BHL yg menyaksikan tersebut merasa malu dan langsung pulang ke Brastagi tanpa membawa kembali Radja Kaliamsjah Sinaga.


Dari Cerita diatas adalah tidak benar pada saat Revolusi BHL Radja Kaliamsjah Sinaga minta perlindungan ke rumah T Madja Poerba ( Kepala Daerah Simalungun) sebagaimana yg terdapat dalam buku Bunga Rampai Pemikiran Mr Djariaman Damanik. Th 20006.


Setelah keadaan normal dan diadakan pemeriksaan maka didapati Rumah Bolon telah rata dengan tanah setelah dibakar oleh BHL berikut sebagian pusaka dan harta benda kerajaan yg tidak sempat diselamatkan dan untuk sementara waktu seluruh kegiatan Radja Kaliamsjah dilakukan Dirumah Batu ( Rumah Pribadi T Sawadin Damanik ) sampai dengan  tahun 1947.


Pada awal 1947  Radja Kaliamsjah Sinaga dihubungi oleh DR M.Hatta/Wkl Presiden RI  yg memang telah dikenalnya semasa kuliah di Fak Hukum di Jakarta yg mana beliau menyatakan bahwa Belanda dalam politik Devide at Amperanya  dalam waktu dekat akan membentuk Negara Bagian Sumatera Timur yg berpusat di Medan dengan calon presidennya/Wali Negara Dr Mansoer dan diharapkan Radja Kaliamsjah bersedia dan dapat bergabung dalam Negara Sumatera Timur yg akan lahir tersebut. Atas permintaan DR M Hatta tersebut Radja Kaliamsjah menjawab  bahwa ybs bersedia menerima sebagai calon Wkl Presiden/Wkl Wali Negara NEGARA SUMATERA TIMUR dengan Catatan bahwa pada saatnya NEGARA SUMATERA TIMUR ADALAH NEGARA BAGIAN YG PERTAMA KALI KEMBALI ke NKRI.         Disamping itu pertimbangan2 Radja Kaliamsjah bersedia menerima tawaran menjadi  Wkl Presiden/Wkl Wali Negara Negara Sumatera Timur antara lain  sebagai berikut :

Kerajaan Tanah Djawa dan kerajaan2 lain yg berada di Simalungun seluruhnya sudah hancur akibat revolusi sosial th 1946 yg didalangi oleh BHL ( Barisan Harimau Liar ) dimana kerajaan2 tersebut sudah tidak mungkin dapat berdiri lagi dan berdaulat di dalam negara Republik Indonesia ( tidak mungkin ada kerajaan yg berdaulat didalam suatu negara ).
Menghindari perang Saudara bilamana Wakil Wali Negara tidak dipegang oleh Asli Putera Daerah/Putera Asli Batak, karena pada saat tersebut Saudara2 dari Karo, dari Toba dan dari Tapanuli Selatan telah bersiap-siap menyerang Medan bilamana Wakil  Wali Negara bukan putera Daerah/Putera Asli Batak.
Akan memberikan kemudah2an terhadap eks Kerajaan2 di Simalungun yg telah hancur tersebut untuk menata kembali kehidupan masyarakatnya.
Pada Maret 1947 berdirilah Negara Bagian yg bernama NEGARA SUMATERA TIMUR  dng Wali Negara/Presiden Dr Mansoer dan  Wakil Wali Negara/Wkl Presiden  Radja Kaliamsjah Sinaga. Pada saat itu pulalah Radja Kaliamsjah Sinaga mengeluarkan statement Sayalah Radja Terakhir Dari Keradjaan Tanah Djawa Sesudah Saya Tidak Akan Ada Lagi Radja Dari Tanah Djawa.


Pada bulan Maret 1949 di Medan diadakan Muktamar  Negara2 Bagian  seSumatera dan Daerah2 Otonom ( Daerah Yg Berdiri Sendiri terlepas dari Negara RI )  dng Negara Sumatera Timur sebagai tuan rumah, muktamar tersebut diadakan dalam rangka menghadapi Konferensi Meja Bundar ( KMB ) di Den Haag, yg mana dalam muktamar tersebut diputuskan bahwa Negara Sumatera Selatan dan Negara Sumatera Timur sebagai utusan dari Negara2 Bagian seSumatera yg akan ikut dalam KMB tersebut sedangkan dari Daerah2 Otonom yg menjadi utusan ke KMB adalah  Daerah Bangka, Daerah Belitung dan Daerah Riau


Saat2 keberangkatan  ke Den Haag dalam rangka mengikuti Konferensi Medja Bundar tersebut Radja Kaliamsjah Sinaga meninggalkan istri di tanah air dalam keadaan hamil tua yg sedang menunggu hari2 kelahiran dan meninggalkan  pula sang mertua T Sawadin Damanik yg sedang berjuang menghadapi kanker getah bening yg ganas. Dalam perjalanan pulang dari Den Haag tsb kira2dua minggu sebelum Radja Kaliamsjah Sinaga tiba di tanah air  bayi yg dilahirkan semula dalam keadaan selamat meninggal dunia tanpa pernah melihat ayahandanya.

Dalam KMB di Den Haag delegasi Indonesia diikuti oleh 7 ( tujuh ) Negara Bagian dan 9 ( Sembilan ) Daerah otonom yg dipimpin oleh DR Moh Hatta yg mewakili negara Republik Indonesia ( saat tsb RI merupakan salah satu Negara Bagian dng Ibu Kotanya Djogyakarta ) sedangkan Negara  Bagian Sumatera Selatan diwakili oleh Wali Negara/Presiden yaitu Abdul Malik dan  Dari Negara Sumatera Timursebagai ketua delegasinya adalah Radja Kaliamsjah Sinaga/Wkl Wali Negara.

KMB di Den Haag memutuskan bahwa Kedaulatan RI hanya akan diserahkan kepada Negara Republik Indonesia Serikat ( RIS ) bukan kepada negara Republik Indonesia yg pada saat itu beribu kota di Djogyakarta. Sehubungan hal tersebut maka pada tanggal 27 Desember 1949 di Den Haag dirancang Undang2 Dasar Republik Indonesia Serikat yg  kemudian  ditandatangani oleh 7 ( tujuh ) Negara Bagian dan 9  ( Sembilan ) Daerah Otonom.  Salah satu Penanda tangan dari Konstitusi RIS adalah Radja Kaliamsjah Sinaga atas nama  Negara Sumatera Timur (  Penanda tanganan Konstitusi RIS bukan oleh Dr Mansoer yg nota bene sebagai Wali Negara dikarenakan sebagai ketua delegasi resmi dari NST adalah Radja Kaliamsjah/Wakil Wali Negara )  pada tanggal 27 Desember 1949, setelah ditanda tanganinya UUD RIS maka Syahlah berdirinya RIS di Den Haag

Pada Tanggal  29  Desember 1949 ditanda tanganilah penyerahan Kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Negara Republik Indonesia Serikat yg dalam hal ini pihak RIS diwakili oleh DR Moh.Hatta dan pada saat yg bersamaan pula  Ir Sukarno dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat di Siti Hinggil Kraton Djogyakarta.


Pada  Triwulan I  Tahun 1950 sesuai dengan kesepakatan awal antara  Radja Kaliamsjah dng Bung Hatta  Negara Sumatera Timur menyatakan keluar dari RIS dan kembali ke NKRI. Namun dalam kegiatan sehari2 Negara Sumatera Timur tetap berjalan sebagaimana biasa sampai dengan 17 Agustus 1950  yaitu disyahkannya UUD Sementara Negara Republik Indonesia, dengan diberlakukannya UUD Sementara maka otomatis bubarlah Negara Sumatera Timur dan eks wilayah Negara Sumatera Timur menjadi Wilayah RI. Semasa menjadi Wakil Wali Negara/Wkl Presiden sampai dengan saat menunggu realisasi penyatuan kembali ke NKRI Radja Kaliamsjah dan keluarga tinggal dirumah dinas di jalan Manggalan persisnya dipersimpangan  Jalan Sudirman dekat Jalan Brigjend Katamso didaerah Medan Baru.


Pada 18 Pebruari tahun 1951 setelah peleburan NST kedalam  NKRI berjalan dengan mulus  Radja Kaliamsjah Sinaga dipanggil ke Jakarta dan ditempatkan sebagai Pegawai Tinggi pada  Departemen Dalam Negeri dan beberapa bulan kemudian Pringgodigdo sebagai ketua BPK ( Badan Pemeriksa Keuangan ) meminta  Radja Kaliamsjah untuk membantu ybs dan sekaligus mengangkat beliau sebagai salah satu dari 5 anggota BPK yang kedudukannya setingkat Menteri. Dalam perjalanan waktu selanjutnya disamping sebagai anggota BPK  beliau diminta pula untuk mengajar pada STIKEN   ( Sekolah Tinggi Keuangan Negara ) yg berstatus sebagai sekolah kedinasan dan bernaung dibawah Departement Keuangan , pada tahun 1970 secara resmi beliau pensiun dari pegawai negeri. Sri Sultan Hamengkubuwono IX yg saat tersebut sebagai Ketua BPK meminta ybs terus bertugas sebagai anggota BPK  sampai dengan masa tugas selesai. Tahun1981  Radja Kaliamsjah Sinaga  meninggal dunia ditengah perjalanan ke Mekkah setelah menjalani Arbain di Mesjid  Nabawi saat beliau melaksanakan ibadah haji.

Radja Kaliamsjah Sinaga pada Sidang Pembicaraan antara utusan BFO dng tokoh2 Republik di Pangkal Pinang tgl 3 Maret 1949

Radja Kaliamsjah Sinaga sebagai utusan Negara Sumatera Timur/NST,karena beliau sebagai Wakil Presiden  NST.

Sidang / Rapat tersebut diikuti oleh Bung Karno/Presiden Negara RI, Bung Hatta/ Wkl Presiden Negara RI, M Roem, Laimena, Pringgodigdo

Sumber foto   :  Akun FB Sultan Hamid II

Posted By Ridwan Helmi Ratu Agung



Ket:
Keluarga Besar Tn Sawadin Damanik (Raja Siantar Terakhir ),Foto th 1951 dihalaman Rumah Batu.
Pematang Siantar Anak2 kandung berdiri belakang dari kiri ke kanan:
No.1 T Sang Maurung Damanik
No.2 T Rafii Damanik
No.3 T Distabulan Damanik

Menantu laki2 berdiri belakang dari kanan ke kiri:
No.1 Tengku Katan
No.2 T Kaliamta Sinaga
No.3 Radja Kaliamsjah Sinaga
No.4 T Bisara Sinaga > jongkok depan T Bisara Sinaga >T Mangipuk Sinaga
No.5 T Djintarain Sinaga

Duduk dari Kiri ke Kanan:
No.1 Poeang Naga
No.2 T Sawadin Damanik
No.3 Poeang Hadidjah Damanik/Oppung Siantar
No.4 Poeang Payung
Anak2 Perempuan dari kiri kekanan:
No.6 Sumainim Damanik
No.7 Sitiamin Damanik
No.8 Sortailim Damanik
No.9 Poeang Salimah Damanik ( Istria Radja Kaliamsjah Sinaga )
No.10 Soribunga Damanik
No.11 Noeriah Damanik.

Resources from Irwansjah Sinaga/Bogor
Posted By Ridwan Helmi Ratu Agung

Kesan-Kesan Terhadap  Radja Kaliamsjah Sinaga.

Kesan2 Keluarga.
Beliau adalah seorang ayah/Suami/Oppung yang Disiplin,Tegas dan selalu mengajarkan kejujuran diatas segalanya,beliau juga adalah seorang pecinta seni, beliau mahir memegang beberapa alat musik antara lain Biola dan Saxophone namun  Saxophonelah pavorite beliau .Beliau sangat menjunjung tinggi persaudaraan dan selalu menjalin tali siturahim

2.     Kesan- Kesan  Orang2 yg pernah mengenal  Radja Kaliamsjah Sinaga

Djohan Barus (Mantan Pejabat BPK dan Mantan Dir Keuangan Jamsostek
Radja Kaliamsjah Sinaga adalah salah satu anggota BPK yg Tegas, Berani      dan Jujur . Pada suatu hari hasil pemeriksaan saya terhadap Pertamina, saya dapati banyak uang Pertamina yg dipakai oleh pihak Bina Graha atas hasil temuan tersebut Pak Radja Kaliamsjah langsung menilpun Pak Harto dan menanyakan kebenaran tersebut dan bila memang benar apakah penggunaan  tersebut dengan sepengetahuan dan seizin beliau  dan dijawab oleh Pak Harto  Akan dipelajari dulu.

b. Drs Sayuti (  Pejabat BPKP dan mantan mahasiswa STIKEN/STAN )

Pada tahun 1979 Penulis pernah  berbincang2 dengan Sdr Sayuti  Pejabat BPKP saat ybs bertugas memeriksa Laporan Keuangan BankExim, menurut beliau Radja Kaliamsjah Sinaga adalah dosen yg sederhana, jujur dan disiplin dan yg paling terkesan menurutnya adalah Tas Kantor/Mengajar Pak Kaliamsjah semenjak saya masuk sehingga selesai tidak pernah ganti walaupun terlihat sudah agak lusuh.

c. Sarmedi Purba  ( Salah satu tokoh Simalungun )

Statement Pak Sarmedi Purba atas Foto Radja Kaliamsjah Sinaga dan Puang Bolon  Salimah Damanik di Face Book tanggal 27 Desember 2010     Radja Kaliamsjah Sinaga intelektual Simalungun, ikut KMB Den Haag 1949, orang yg tidak mau korupsi sampai akhir hayatnya atau pensiunan BPK ( Badan Pemeriksa Keuangan )  yg dulu hanya diduduki orang yg 100 % jujur

d. Radja Ihut Sinaga.

Radja Ihut Sinaga yg biasa penulis panggil Oppung Hutabayu Marubun karena beliau berasal dari Partuanan Hutabayu Marubun dan dalam Keradjaan Tanah Djawa beliau adalah ketua Pemangku Adat Kerajaan pada masa T Sang Madjadi dan Masa pemerintahan Radja Kaliamsjah Sinaga disamping beliau sebagai Tuan Hutabayu Marubun. Dalam perjalanan dari Pematang Siantar ke Medan pada tahun 1980 didalam taxi beliau bercerita kepada penulis bahwa Radja Kaliamsjah Sinaga adalah seorang Raja yang sangat disegani dan disenangi oleh rakyatnya dan beliau juga mengatakan bahwa Radja Kaliamsjah adalah Radja yg jujur ,berpandangan luas kedepan,tegas dan mempunyai tenggang rasa yg sangat tinggi.

e. Puang Chadidjah ( Istri dari T Sawadim Damanik )

Puang Chadidjah adalah Istri dari Oppung T Sawadin Damaik ( Radja dari

Kerajaan Siantar ) yg biasa penulis panggil Oppung Siantar. Beliau bercerita

bahwa Radja Kaliamsjah adalah seorang menantu yang sangat2

menghormati mertua. Pada saat T Sawadin dan Radja Kaliamsjah Sinaga

ditangkap oleh BHL dan dibawa ke Brastagi dan dijadikan tenaga kerja

paksa maka seluruh pekerjaan yg dibebankan kepada T Sawadin diambil

alih oleh Radja Kaliamsjah demikian pula dng jatah makanan seluruhnya \

diserahkan kepada Sang Mertua kemudian sisa2nya barulah dimakan oleh

Radja Kaliamsjah.


f. Tengku Mansoer Adil Mansoer  ( Cucu dari Tengku Mansoer/Presiden

Negara Sumatera Timur ) yg berdomisili di Belanda.

Comment Tengku Mansoer Adil Mansoer terhadap foto no.10 ( foto rapat BFO di Pangkal Pinang ) Pada Face Book tanggal 5 April 2012  Ini bukan saja sejarah Simalungun,tetapi juga dari NKRI , kaum Simalungun seharusnya bangga atas Radja Kaliamsjah Sinaga,iapun hendak kemerdekaan walaupun dlm federasi,Oleh mereka yg berani ini RIS ( Republik Indonesia Serikat ) diakui oleh Belanda dan mendapat kedaulatannya.

Demikianlah sekelumit kisah T Sang Madjadi dan Radja Kaliamsjah Sinaga sebagai Raja dari Kerajaan Tanah Djawa. Bahan2 Penulis dapatkan dari wawancara dng pihak keluarga dan dengan orang2 yg pernah mengenal beliau, dikarenakan sangat sedikitnya dokumen2/buku yg dapat dijadikan referensi  disatu pihak dan dilain pihak latar belakang Penulis adalah seorang Banker/bukan penulis ( 27 tahun bertugas di BankExim ) maka  Penulis rasakan dalam penulisan ini  terdapat banyak kekurangan dan kesalahan untuk itu Penulis sangat mengharapkan  keritik, saran dan koreksi dari pembaca…… Habonaran Do Bona..Horaaaaaas

Penulis..: Ridwan Helmi Ratu Agung



Daftar Perpustakaan



1.Wikipedia..UUD RIS th 1949

2.Wikipedia..UUD Sementara th 1950

3.http/www.sinagaeone.blogspot.com dari Sdr.Irwansyah Sinaga,Medan

4.Bunga Rampai Pemikiran oleh.Mr Djariaman Damanik



Daftar Orang2 yg Diwawancarai.



1.Alm Radja Ihut Sinaga ( Tuan dari Partuanan Hutabayu Marubun dan sekaligus

merangkap sebagai Ketua Pemangku Adat dari Keradjaan Tanah Djawa

2.Almh Puang Chadidjah adalah istri T Sawadin dan mertua dari Radja Kaliamsjah

Sinaga

3.Drs Djohan Barus, mantan Pejabat BPK dan mantan Direktur Keuangan Jamsostek

4.Drs Sayuti Pejabat BPKP dan mantan mahasiswa Stiken

5.Puang Salimah Damanik/Puang Bolon dari Radja Kaliamsjah Sinaga

6.Putera/Puteri Radja Kaliamsjah Sinaga Yaitu :

-.Asmara Dewi Sinaga/Ridwan Helmi Ratu Agung

-.Irwansjah Sinaga/ Herawati Damanik

-.Asdiana Sinaga/ Alm.Kol Penb Dasuki

-.Aswati Sinaga/Juliswan Damanik

-.Asnah Sinaga/ Umar Batarfie

-.Asyanti Sinaga/Is Hartanto

-,Alm.Indrawansjah Sinaga

Partuanon Nagori Bayu


Partuanon Nagori Bayu dan Generasinya.


Oleh : M Nur Irwansyah Sinaga SH.


SANGBARANI adalah anak dari Raja Djontaboelan dengan puang bolon boru Damanik  yang berjuang memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Tanah Jawa sampai ke Bah Silotuhah di perbatasan Asahan.
Wilayah yang baru dikuasai tersebut di beri nama Nagori Bayu.
Atas jasa Sangbarani memperluas wilayah kerajaan Tanah Jawa tersebut maka diangkatlah untuk yang pertama kali di Kerajaan Tanah Jawa Sanggabarani sebagai Tuan dengan wilayah Partuanonnya adalah wilayah yang baru dibukanya yang diberi nama Partuanon Nagori Bayu.

Anak dari Sangbarani adalah Anggailing sebagai pewaris Wilayah Partuanon Nagori Bayu.
Anggailing mempunyai putra 4 (empat) orang yaitu :

I.                   Mariah Tongon.
II.                Ramatampe.
III.             Anju.
IV.             Hurama.


Dari keempat putra Anggailing ini tidak ada data mengenai pemberian gelar dan wilayah partuanon kepada mereka.

 I. Mariah Tongon yaitu putra Anggailing yang pertama  mempunyai 5 (lima) orang putra yang masing-     masing bernama :
  1. Mintaharim diberi gelar Tuan Jau Bayu.
  2. Tormahim diberi gelar Tuan Dipar Majawa (Passur)
  3. Purasa diberi gelar Tuan Parhundalian
  4. Bangsain diberi gelar Tuan Urung Bayu


II.    Ramatampe mempunyai 3 orang putra  bernama : Moraijo, Mudahamin dan Torhati.
III.   Anju mempunyai 2 orang putra  bernama Subil dan Guam
IV.   Hurama tidak mempunyai putra.


  1. Tuan Mintaharim (Jau Bayu) tidak mempunyai putra, hanya mempunyai putri

  1. Tuan Tormahim (Dipar Majawa) mempunyai putra 10 orang masing masing bernama :
Sangma Hajim, Iring Maraja, Giun, Kawan, Una, Sahainta, Tairim, Daud, Jamintar dan Uteh.

  1. Tuan Purasa (Parhundalian) mempunyai putra 7 orang masing-masing bernama :
Thalib, Djaingat, Djuahan, Kinta, Kaliamat, Djaleus dan Sina.

  1. Tuan Bangsain mempunyai putra 2 orang masing-masing bernama : Dorinta dan  Ginta.
  2. Tuan Bangsaihat mempunyai putra 3 orang masing-masing bernama : Rajamin, Morahinta dan Robutta.

Putra pertama dari Tuan Tormahim (Dipar Majawa) yang bernama Sangma Hajim mempunyai 2 orang putra yang masing-masing bernama :

-          Saunur : putranya masing-masing  bernama : Toni Amri, Mahdani, Ondi  dan Amali
-          Sauman : putranya masing-masing bernama : Oin, Ali Sadar, Azis Walidi, Hadiatman.
Dan seterusnya dan seterusnya.

Dari Partuanon Nagori Bayu (partuanon induk) data yang terhimpun masih dari Keturunan Mariah Tongon yaitu :

  1. Partuanon  Jau Bayu.
  2. Partuanon  Diparmajawa.
  3. Partuanon Parhundalian.
  4. Partuanon Urung Bayu.
  5. Partuanon Nagori Bayu Ragasan.

Sedangkan dari Keturunan Ramatampe, Anju dan Hurama belum diperoleh data mengenai  gelar Partuanonnya.

Stamboom Partuanon Nagori Bayu, Harajaon Tanoh Jawa, Simalungun
(double klik utk mempebesar gambar)










(sumber data : Mahdani Sinaga SP).

Minggu, 22 Juli 2012

Diskusi Salah Judul


DISKUSI SALAH JUDUL

Sebuah diskusi yang dikutip dari blog Tondang Bersaudara, yang isinya berdiskusi tentang  Asal Usul Marga marga dari suku Simalungun dengan judul : Diskusi ttg Simalungun yang memelihara Perpecahan"

Biarkanlah Suku Asli Simalungun menentukan Sejarah Asal Usul Leluhurnya sendiri.
Suku lain janganlah memaksakan kehendaknya dengan segala macam dalih mengenai Asal Usul Marga marga dari Suku Simalungun,


Diskusi ttg Simalungun yang memelihara "Perpecahan"

 Karles Hasiholan Sinaga :
Simalungun yang memelihara "Perpecahan"
Sadarkan orang Simalungun bahwa Simalungun adalah majemuk, bukan satu garis keturunan saja dan adalah perbauran dari bergagai asal. Dan menurut saya bisa di bagikan jadi dua bagian besar - yang menjadi sumber perdebatan sampai saat ini:

1. Batak Simalungun, mereka yang tahu bahwa neneng moyangnya berasal dari Toba : Inilah mereka yang berasal dari Toba yaitu ada:
1.1 Masuk kumpulan Sinaga (Sinaga, Simaibang, Simanjorang dan Turunan marga Silahi sabungan,
1.2 Turunan Parna yang masuk Saragih (simarmata, Turnip dll),
1.3 Turunan Tetea bulan yang masuk dalam marga damanik (tak termasuk Lontung, seperti : Malau, manik dll),
1.4 Turunan Purba (saya kurang tahu yang mana - kabarnya ada sebagian Girsang juga),

2. Simalungun (tanpa ada embel2 batak): Bisa jadi penduduk asli (perlu di buktikan lebih lanjut), pendatang yang tak jelas asal usulnya, dari pakpak (kembali ada persinggunang dengan Batak Pakpak), Karo (kembali bersinggungan dengan Batak Karo) dll. Jelasnya mereka yang bukan keturunan (langsung) dari orang Toba.

Tentunya kita masuk yang mana? masing-masing kitalah yang tahu. Cukup tanya Ompung kita masing-masing tentunya kita tahu dari mana kita berasal.
Jadi Batak Simalungun itu ada, juga Simalungun yang bukan Batak.

Pada sada sebagian orang Simalungun mengklaim bahwa Simalungun bukan Batak adalah menyakiti mereka yang turunan Toba dan yang merasa Batak.

Dan pada Saat orang Batak Simalungun mengatakan Simalungun adalah bagian Batak, tentu menyakiti orang Simalungun yang meresa bukan turunan Toba - Batak.

Inilah perpecahan yang dengan sadarnya di pelihara oleh orang Simalungun sendiri.
Mampukan kita itu tidak memelihara perpecahan itu dengan tidak memecah memecah Simalungun?
Mampukan kita berkata : Simalungun itu ada Bataknya dan yang aslinya, ada karonya, ada melayunanya ada pakpaknya.

Sepertinya sangat sulit.
Lalu dimanakah letak motto : "Habonaron Do Bona" ? jika hanya mengandalkan dan memelihara kebebalan ego kelompok sendiri?

Simalungun oh Simalungun ku............kapankah kamu terima perbedaan itu sebagai kekayaan?


 Raja Asean Sumbayak 
on do natongon lawei... maningon do hita manorangkon bani simbuei pasal keunikan ta simalungun. eta hita saling menghargai perbedaan na dong. halani ai ma ase dong peribahasaku "jangan membedakan yang memang satu dan jangan menyatukan yang memang berbeda".

Ali Hendra Sumbayak Raya Di simalungun tdk ada yg memelihara perpecahan.
org2 simalungun hanya meluruskan fakta sejarah simalungun yg selama ini telah di obrak abrik org non simalungun.
yaitu salah satu suku di sumut yg gemarnya hanya bisa membuat mitos,mengada ada tarombo,tanpa memperdulikan suku yg di obrak abriknya.
masalah simalungun dan org simalungun yg berasal dari batak toba,
mereka tau dan faham akan posisi mereka.
mereka tdk pernah sakit hati akan suara org simalungun asli yg mengatakan klo simalungun itu bkn batak.
mereka tau sejarah mereka di simalungun ini.
jd mereka tdk akn pernah sakit hati.
karena memang seperti itu lah sebenarnya.
klo memang ada unsur sakit hati, saya rasa simalungun suda lama pecah berkeping-keping.
dan nyatanya hingga sekarang masyarakat simalungun masih hidup rukun.
jgn org simalungun yg berasal dari toba, org2 yg berasal dari toba beneren pun merasa hidup rukun dan bahagia di simalungun.
karena mereka merasa nyaman hidup di tanah simalungun.
itulah salah satu bukti nyata klo simalungun itu tetap berpegang teguh pada palsafah kebanggannya yaitu HABONARON DO BONA.
jd sebaiknya anda mengkritik suku di umut ini yg gemarnya mengobrakabrik fakta sejarah suku lain.

Ali Hendra Sumbayak Raya jangan anda hanya bisa memaksakan kehendak secara tdk langsung dengan memberikan kritik seperti di atas agar simalungun mau menerima atau mengakui klo simalungun itu adalah batak.
biarlah simalungun mengeluarkan suaranya selama tdk menyangkut suku lain.
Juandaha Raya Purba  
Yang jelas apapun dia, semua mengaku hanya ada satu SIMALUNGUN! TITIK. Jadi kalau mengaku orang Simalungun marilah menjadi orang Simalungun dengan melakoni hidup sebagai orang Simalungun! Tidak perlu banyak teori! BUKTIKAN DIRIMU SIMALUNGUN DENGAN BAHASA, ADAT ISTIADAT DAN KEPRIBADIAN SERTA BUDAYA SIMALUNGUN!

Rado Purba Sidagambir jangan paksa simalungun masuk ke dalam dunia batak ...
itu sama saja memalsukan sejarah..
simalungun adalah etnis yang unik dan berdiri sendiri..
 Karles Hasiholan Sinaga 
Hoboron do Bona,
Perlu adanya penelitian, berapa banyak dari orang asal toba di simalungun sudah mulai kembali ke Toba,
Beberapa pakta yang saya dapat ada orang simalungun yang tinggal di simalungun menjadi raja hata adat Toba, dan bergereja di HKBP.
Perlu di telitipi berapa banyak orang Simalungun asal Toba, sudah kembali pada adat toba, ironisnya dia masih Tinggal di Simalungun,

Jangan hanya ego beberapa orang Simalungun membuat Simalungun terpecah.

Lawei Rado Purba Sidagambir dan Lawei Ali Hendra Sumbayak Raya saya lihat anda sangat keras menyatakan bahwa Simalungun bukan Batak, saya berkata Saya Batak berdarah Simalungun itu kata Ompung saya, dan saya tidak akan menghianati itu.
Saya balik bertanya menurut Ompung Lawei dari mana asal nenek moyang Sidagambir dan Sumbayak?

Khusus lawei Ali : Saya akan di depan yang menolak jika di katakan Bahwa semua Simalungun itu Batak dan juga yang akan di depan yang menolak jika di katakan Simalungun itu bukan batak.
Mari kita berargument secara ilmiah.

Lawei Juandaha Raya Purba : maaf, klo saya memang tidak bisa bahasa simalungun, maklum dari lahir sampai sekarang juga tinggal di luar simalungun. Tabe.
 Rado Purba Sidagambir  
purba sidagambir itu berasal dari 2 partuanon : rajanihuta dan dolog huluan..
dari mana asal sidagambir atau leluhurnya?
berasal dari kerajaan Silou..
kakek ku dan ayah ku tidak pernah mengatakan kepada kami, asal kami dari samosir atau toba..
itu rekayasa yang dibuat belanda dan zending untuk memecah belah keturunan raja2 dan partuanon di sumatra timur..
sidagambir itu keturunan purba yang terkecil dari kerajaan panei..
purba simalungun itu memiliki ikatan sedarah (leluhur yang sama)
Tambak raja SILOU
Dasuha raja PANEI
inilah leluhurku...
tidak ada pernah ku dengar ada cerita tentang toba..
itu mengada-ada saja (sejarah palsu)

Ali Hendra Sumbayak Raya sumbayak itu berasal dari kerajaan raya, tepetnya di partuanon raya tongah.
itulah yg diktakan oleh leluhur saya dlm keluarga saya.
tidak pernah mereka mengatakan klo kami berasal dari toba.
bahkan mereka sangat marah klo kita bergabung dalam kelompok parna.
klo masalah org simalungun yg jadi raja parhata adat toba itu,
harus dilihat dari segi lingkungan dimana dia tinggal.
apakah di lingkungan itu mayoritas org toba walaupun di daerah simalungun.
ingat parapat juga daerah simalungun, tpi mayoritas masyarakatnya adalah org toba, otomatis gereja yg berdiri di sana adalah HKBP,
otomatis jg org simalungun yg tinggal d lingkungan itu tadi mau tidak mau harus mengikuti adat dan gereja di lingkungannya.

saya tanya kepada anda, sekarang masalahnya buat anda apa?

Ali Hendra Sumbayak Raya urusannya buat anda apa?
apakah anda terusik dan telinga anda selalu panas mendegar suara orang simalungun?
terus untungnya buat anda apa?
apabila orang simalungun mengatakan bahwa simalungun bkn batak, ruginya buat anda dan batak toba apa?
apakah batak toba merasa rugi jika org simalungun mengatakan simalungun bkn batak?
jika merasa rugi, berarti simalungun ini sangat istimewa dong ibarat berlian dan emas permata yang bernilai sangat tinggi sehingga enggan untuk melepaskannya dari identitas batak.

orang toba asli marga toba jg banyak yg menjadi raja adat di simalungun.
sebagai cintoh di kampung saya ada org toba marga gultom,
semua family nya berkediaman di toba,
ketika dia menikahkan anaknya, adat yg di pakai bukan adat toba tapi adat simalungun.
dan semua familynya yg datang dari toba di wajibkan oleh beliau memakai hiou dan pakean adat simalungun tanpa terkecuali.
jd masalah banyaknya org simalungun yg kembali ke toba itu bkn karena perpecahan, tapai karena tipisnya pengetahuan nya tentang simalungun.
dan tentunya juga krena tarombo2 omong kosong belaka yg di buat2 oleh org toba itu sendiri.

dan hal yg seperti itu bkn hanya terjadi pada org simalungun yg berasal dari toba, tapi org simalungun asli jg banyak yg beralih seperti itu ( alias SALIH).

Dan sekali lagi saya tekankan, TIDAK ADA PERPECAHAN DI SIMALUNGUN TITIK TDK ADA KOMA.

Juandaha Raya Purba Mengenai Parapat, ada cerita unik dari St. Gindo Hilton Sinaga pengantar jemaat GKPS Tigadolok. Beliau berasal dari keturunan langsung Tuan Girsang Sipangan Bolon/Tuan Parapat. Dulu sebelum zending masuk ke Parapat, kota itu adalah kotanya yang berbudaya Simalungun (mirip dengan Sipolha). Di Parapat tidak ada marga lain selain Sinaga, Saragih, Damanik dan Purba, marga utama di Simalungun. Setiap keturunan Naiambaton dari Samosir tiba di Parapat menjadi Saragih, demikian marga lainnya. Namun keadaan berbalik setelah masuknya zending dan pembukaan jalan raya dari Siantar ke Balige. Arus migrasi orang Toba pun merangsek masuk ke Parapat. Bukti bahwa Parapat itu adalah kampungnya partuanon Girsang marga Sinaga adalah HKBP Parapat. HKBP itu dulu adalah bekas gereja RMG yang kemudian diklaim HKBP menjadi gerejanya, karena lemahnya orang Simalungun Kristen waktu itu. Tanah pertapakan gereja itu adalah tanah adat marga Sinaga penguasa di Parapat yang leluhurnya adalah partuanon di sana. Dengan makin banyaknya orang Simalungun di Parapat yang kawin dengan par Samosir, perlahan-lahan terjadi asimilisi di Parapat. Banyak yang akhirnya tidak tahu lagi bahasa dan adat Simalungun dan beralih ke Toba. Demikianlah sampai hari ini hampir semua marga Sinaga di Parapat itu masuk HKBP termasuk di Girsang Sipangan Bolon. Namun mereka yang merantau, sadar bahwa dia orang Simalungun, maka mereka masuk GKPS, termasuk yang di Tigadolok itu. Mungkin bagi yang mau tahu banyak tentang sejarah marga Sinaga di Parapat sekitarnya boleh bertanya dengan Tuan Gindo Hilton Sinaga tinggal di Tigadolok.

Berlian Saragih KHS: Amerika Serikat itu penduduknya berasal dari beratus bangsa dari Eropah, Afrika, Asia dan tentunya penduduk aslinya: India. Mereka tak mengatakan: Aku Inggris, aku Jerman, Spanyol dsb. Sory, marsahap Simalungun ma gelah au tene.He he.... pori pe lang iarusi ham, santabi ma. Au Saragih Garingging, nabotoh do hun Ajinembah Karo, Munthe do ompungnami. Tapi seng huhatahon au Karo. Dob roh ompungnami hu Simalungun on gabe Saragih ma sidea, Simalungun. Nai bei ma namin hita haganup ase ulang gabe gaor adatta.

Juandaha Raya Purba Tapi goran Indian ai pe pak BSG na iciptahon halak Eropa naroh hu Amerika do ai (Columbus) halani iagan domma das ia hu India, hape lape. Dos ma ai pakon istilah "batak " nidokan.


Manan Saragih Demi Identitas Simalungun do ganup ai, ase tong tong mahita berusaha dengan cara yang elegan dan tidak ada yang merasa sakit hati..Tapi adalah mengungkapkan kebenaran sejarah..


Sita Damanik Purba SIDAGAMBIR ASAL DARI RAJA PANEI PURBA DASUHA .dan pecah dari PURBA DASUHA TAMBAH LAH PURBA SIDADOLOG PAKON PURBA SIDAMBIR SIDAGAMBIR TUAN RAJA IHUTA ;SI DADOLOKTUAN SINAMAN ;HATORLOAN ;DOLOGULUAN SIDAGAMBIR URUNG PANEI P SIDADOLOG ..JADI PARSINI PANEI MA ON GANUP .


Manan Saragih Mungkin ada baiknya materi ini dibawa ke hal yg lebih ilmiah. Mungkin ada yang bisa mengangkatnya menjadi disertasi atau hal lain sehingga lebih kuat dasarnya untuk diterima publik..
March 9 at 1:23pm · Like

Juandaha Raya Purba Tulang Sita Damanik, pas ma tumang hatoranganmu ai. Ompung ondi pe sonai do turi-turianni bannami, seng ongga ihatahon ompung nalobeinami par Toba. Gariada marah do ompung ondi anggo adong manghatahon Purba Sidasuha hun Toba. Nini ompung ondi, anggo adong ma hussamosir na roh hu hutanami sapari, ihira do pakkorja (marombou) hu juma, ihatahon do "domma roh tobatta". Ongga roh tutur ompung hu bani ompungondi mangindo Toba na rap pakonsi (somal do ai adong mar lima das 10 halak tobani ompungondi rapkonsi hujuma), nini do: "O Amangni Sarionim (goranni amborungku sikahanan), bangku lobei tobamai apala lima halak sadari on, porlu manguruphon au hu juma". Ibalosi ompung ondi, "seng tarbahen da ambia, ai hu juma palia do sidea sadarion". On ma hata nahubogei langsung. Ai ma ase sanggah na laho amborungku hubani halak Toba marga Manik, tangis do tua ondi (morga Saragih Garingging boruni Tuan Marjandi Dolog), halani nini "tarjual ma hu toba borungkon". Tongon sunsah do lalab iahap amboru ai tapi nai pe isabarhon do, halani naidingatni naso marosuh hinan do tua ondi na laho ai amboru ai hu toba. Aima anggo sapari, tontu anggo sonari lang be atene! Tapi na jelas halak Simalungun penduduk aslini sedo huttoba. Bahat do namatua i Raya na marhatongonhon ai ronsi nuan on!


Sita Damanik Diate tupa ma .


Sita Damanik Halani aido PANDITA NAMI dong HATA SIMALUNGUN PATOBAHON .


Berlian Saragih Songon pardong ni goran halak Indian i Amerika ma pardong ni goran Batak i banta on. Halak na roh do mambahen goran Indian pakon Batak ai. Bagei do suku/bangsa na isobut Indian: Coyote, Apache, Mohawk pnl na palegan-legan hata ni. Sonai ma hita, dob roh na lobeita hun India Belakang, merap ma i Sumatra on. Ra, hun Simalungun on hinan do ai merap. Nai ningku halani bani abd 6 domma dong Harajaon Nagur i Simalungun. Ai do ase dong parhara2 na hampir dos bani haganup na ginoran ni halak ai "Batak": surat (aksara), partuturon, vokabulari. Tapi sejarah ni sada2 bangsa boi do naik turun. Halani parlobei marsikolah halak Toba (ijai zending na parlobei) gabe pandenan ma sidea use. Gabe igorga sidea ma use sejarah( demi kepentingan ni zending pkn Bulanda). Nai ma pandapothu na nienet humbani fakta sejarah.


Karles Hasiholan Sinaga Semangat yang baik dari saudara saya simalungun,
Adakah referensi bahwa orang Toba mengklaim marga :bahwa Sidagambir, dasuha, Sumbayak adalah turunana Toba? Supaya enak kita membahasanya (klo ada ayo rame2 kita bantah).

Untuk lawei Ali Hendra Sumbayak Raya : urusan saya adalah ketika anda mengklaim bahwa "Simalungun bukan Batak".
Anda mencoba mewakili saya dan turunan Sinaga dari Toba dan yang merasa mereka kelompok Batak. Saya mau tanya Siapa lawei berani mewakili saya? itu urusan saya dengan anda dan yang mengatakan Simalungun itu bukan Batak. saya harap Jelas.

Lawei Juandaha Raya Purba : perlu di selidiki St. Gindo Hilton Sinaga berasal dari Sinaga mana. cukup menarik klo ada literatur atau beritu untuk kita bahas.

Lawei manan saragih : menarik, dengan Prinsip Habonaron do Bona mari kita bahas dengan kepala dingin, klo hati panas itu artinya kita mencintai dan menyayangi Leluhur yang melahirkan kita.

Tetap Jaga Habonaron Do Bona, jangan tiru dari saudara sebelah yang gagal dalam "Dos Ni Roha".

Lawei Berlian Saragih : saya mengerti sedikit bahasa simalungun tapi maaf saya sudah pernah kena masalah karena bercampurnya Bahasa Simalungun, Toba dan Karo. Karena masalah ini sensitif saya pake bahasa nasional saja. Biar informasinya bisa sampai.

Tabe Ma


Rado Purba Sidagambir simalungun bukan batak..
karena kata batak sendiri bukan orang batak sendiri yang buat melainkan orang belanda..
saya tidak mau berasal dari olahan penjajah yang keji..
simalungun suku yang berdiri sendiri tidak punya hubungan dengan batak dan penjajah belanda..
karena batak adalah kaki tangan belanda..
leluhur kami jelas menentang penjajah belanda
Tuan Sangnaualuh Damanik,Tuan Rondahaim, Tuan Tanjarmahei, ini tokoh yang menentang politik busuk para penjajah dan zending yang memasukkan simalungun menjadi bata

Karles Hasiholan Sinaga Lawei Rado Purba Sidagambir : ada bukti? bahwa batak itu buatan belanda? jadi semakin menarik, mari kita bahas secara mendalam, Dan mari berargumen dengan fakta dan data, jangan dengan kebencian dan kebebalan, Lawei mahasiswa, berpikir lah kritis.
Dan saya mau tanya juga, Siapa lawei berhak mewakili saya dengan berbicara atas nama simalungun?


Berlian Saragih KHS: Anda ini bersemangat atau emosi? Terkadang anda ini ingin menjadi ilmuwan, tapi terkadang seperti tak pernah sekolah. Anda minta bukti. Apa bukti bahwa Sinaga itu keturunan Si Raja Batak yg jatuh dari langit dan keluar dari bambu? Apa kalau sudah ada dalam laklak yg nota bene adalah mitos, apa sudah pantas anda ajukan sebagai bukti? Apakah anda yg anak sekolahan bisa menerima bahwa manusia BATAK pertama itu dari Banua Ginjang? Lalu Sinaga yg keturunan Si Raja Batak itulah yg turun ke Simalungun ini? Anda nampaknya terlalu lengket dengan mitos Batak sehingga tak mampu lagi mengkritiknya. Buat saya yg Simalungun (yg nenek moyangku datang dari India Belakang), tak pernah bisa menerima mitos tarombo Si Raja Batak, baik secara iman maupun dari sejarah dunia yg pernah kupelajari. Kalau anda yg juga Simalungun mengaku turunan yg disebut: Si Raja Batak, dan oleh karena itu menjadi Batak tak apalah. Kalau ada yg mengaku dia Simalungun dan tidak mengaku Batak, tidak ada maksudnya sebagai mewakili anda.


Karles Hasiholan Sinaga Lawei Berlian Saragih : maaf mungkin saja dua2 nya. karena ada merasa mewakili saya tanpa persetujuan.

Mengenai siraja Batak, adakah saya pernah berkomen seperti yang lawei tulis?

Tapi klo saya orang batak, kembali saya tegaskan itu ompung saya yang bilang, dan klo dibilang dari toba ya memang ia, boleh di cek ke Khinalang,

Jadi tidak ada gunanya kita bahas teori siraja batak itu, mungkin bagi rekan-rekan yang di jakarta check aja sama orang yang mengaku sebagai siraja Batak ini: Prof.M.Sorimangaraja Sitanggang


Rado Purba Sidagambir buktinya nyata ada HKBP dll yang dibonceng aliran zending jerman yang pernah datang ke sumatra timur..
sejarah batak lahir dari orang yang berkecimpung dalam bidang zending dan kolonial..
harta dan tanah..
rakus...........


Berlian Saragih Maaf kalau saya mengambil kesimpulan bahwa org Batak (mengaku Batak) semua adalah turunan Si Raja Batak. Syukur kalau anda tidak mengaku turunan Si Raja Batak.


Karles Hasiholan Sinaga Lawei Rado Purba Sidagambir : ada kemajuan, tapi menurut saya iitu alibi, bukan bukti,
data yang ada pada saya:
adalah Niccolò de' Conti pada tahun 1400an pertama kali menulis ada bangsa "Bateck", disumatra.
Dia adalalah seorang utusan dari Paus di Vatikan berkebangsaan Italy.

itulah pakta sejarah tertulis pertama kali muncul kata "Bateck", atau "batteck", selanjutnnya "Batta" atau "Battas" dan sekarang disebut Batak


Karles Hasiholan Sinaga Sulit mengatakan klo saya bukan keturunan Si Raja Batak, tapi lebih sangat sulit mengakui klo Siraja Batak Turun dari Langit.


Rado Purba Sidagambir aliran katholik tidak pernah sampai ke simalungun bung,
spanyol dan portugis KO diusir sama belanda..
ada ada z omongan kwan ne dari vatikan..
BUKti cuy..


Berlian Saragih KHS: Lang homa tangkas ra tene, ise do Batteck nanihatahon ni de'Conti ai. Au pe seng hubotoh atap na ongga do goran Batak ai isobut bani laklak ni Simalungun na isurathon paima thn 1400. Ninuhurhu, memang songon goran Indian ai do homa goran Batak ai, tinombei ni halak na legan.


Berlian Saragih RPS: Portugis sompat do marhubungan pakon Aceh ampa Melayu. Hunjai do ra ibotoh de'Conti halak Vatikan ai informasi.


Karles Hasiholan Sinaga Lawei: Rado Purba Sidagambir , sekedar informasi belanda itu mayoritas Katholik wakti masuk ke simalungun,.sekarang saya tidak tahu.

Dan lawei bisa facebookan dan sepertinya pake PC atau Laptop atau setaranya, semoga anda bisa memamfaatkan Google semaksimal mungkin , sangat mudah sebenarnya


Rado Purba Sidagambir ou, belanda itu kerajaa protestan..
ngawur kalau bawa sumber dari spanyol dan portugis yg gak pernah menginjakkan kaki nya di simalungun..
sumber anda ngawur..


Karles Hasiholan Sinaga maaf lawei klo salah, kebetulan saya Katholik, itulah informasi yang saya dapa


Berlian Saragih RPS: Sidea na manrintis zending seng sai utusan ni Raja. Na pasti, Portugis do parlobei roh hu Selat Malaka das hu Indonesia Timur, baru pe Bolanda ampa Inggris. Thn 1400 Portugis ope margogohan i Selat Malaka. Pori dong missi Katolik manompang ijai masuk do iakal. Sintong do homa KHS, Bolanda pe buei do Katolik age pe rajani Protestan. Na lang tangkasi huahap, de'Conti ongga do das hu Simalungun? Baritaibaritahon pe boi do masa. Tontu sedo d'Conti na mambahen goran Bateck ai. Nai nini halak, nai ma isurathon.\


Rado Purba Sidagambir portugis memang pernah menguasai malaka, tapi itu hanya beberapa tahun saja, setelah VOC datang, spanyol dan portugis ini kan lari ke timur indonesia, disana mereka rebutan daerah jajahan, jadi bertikai itu ditandai adanya perjanjian saragosa..
simalungun tidak kenal orang portuguis dan spanyol..
makanya jangan bawa sumber semau diri..
harus sinkron dong dengan masa sekarang..


Karles Hasiholan Sinaga Manjou tulang mau au, to ham Berlian Saragih. Nungga saumur ni Bapa hape. Sintabi ma...
Las uhur mardiskusi rap Tulang.

Sekedar tambahan, hal yang paling menarik bangsa barat saat itu bukanlah batak, tapi barus, bandar terbesar nusantara, itulah penarik utama, di barus adalah sumber kapur barus yang sangat di butuhkan dunia (sebelum bisa di buat secara kimia sebagai penggantinya), kemenyan dan emas, dan menurut data lainnya barus disinyalir sudah ada sebelum masehi,
Korelasinya adalah : siapakah penduduk asli pedalaman Sumatra timur di seputaran danau toba?
Klo mengikuti urutannya: siraja Batak versi Toba paling cepat ada sekitar abad ke 13 (jika satu generasi adalah 25 tahun). atau malah abad ke 15 (karena pada masa itu kawin pada usia dini adalah lumrah) .
jadi sebelum Siraja Batak versi Toba ada suda ada marga Gajah di sekitar pakpak yg mengaku sebagai petani yang mengambil kapur barus dari pohonnya dan di jual pada pedagang yang datang dari Barus.


Berlian Saragih RPS: Lang ge boi bahenon kesimpulan: halani piga2 tahun do hansa Portugis markuasa i Malaka gabe lang tagamon sompat Katolik manrintis missi hu Sumatra. I Malaka sompat do mardalan missi ni Katolik halani sadalan do missi dagang pakon missi Katolik panorang ai. Buei do halak Malaka na ibunuh halani lang ra pindah ugama. Nai ma nini sejarah.


Rado Purba Sidagambir katolik tidak pernah tumbuh di sumatra, kalaupun ada, pasti di bunuh oleh sultan melayu..
paham kristen msuk ke tanah sumtra timur itu dari budak..
baru masuk ke golongan bangsawan dan raja,
di toba tidak pernah berdiri kerajaan, mereka buta akan segalanya, huruf itu diperkenalkan oleh zending kepada mereka..
nomensen itu bukan tokoh tapi seorang kolonialis yang bekerja sama dengan belanda demi keuntungan pribadi semata..


Berlian Saragih KHS: Aku tidak tau apakah Portugis tertarik dengan Barus, dan apakah d'Conti datang ke Barus. Yg pasti, missi yg pertama ke tanah Batak datang dari Barus pada pertengahan abad 19 bukan dari Selat Malaka.


Hendry Damanik menarik,, lanjutkn, menyimak


Karles Hasiholan Sinaga setidaknya menurut para ahli perjalanan marcopolo (yg memang masih ada kontroversinya). di bandingkan dengan tulisan Conti, maka ahli menempatkan Battas (Batak) berada pada posisi seperti perta berikut. hu upload lobe tulang.


Karles Hasiholan Sinaga https://www.facebook.com/groups/Media.Simalungun/10150641902994651/


Berlian Saragih RPS: Songon na hurang sodap do sahapmu ai dahkam. Songon na lang tarjalo uhur do hatorangan pakon tanggapanmu ai. Madaoh tu do ai humbani na binotoh ni hasoman. Sintong do dong kerjasama ni Bulanda pakon zending, tapi palegan-legan do tujuanni ai. Bulanda mangurupi zending pitah pasal parsokolahan do, halani porlu do dong karani atap jurutulis bani kobun ni sidea.


Rado Purba Sidagambir belanda itu kejam dan tidak mau tahu, mereka masuk seenaknya saja dan mengklaim tanah sumatra utara dengan nama : batak..
yang namnya menjajah pasti lah negatif..
zending hanya dijadikan boneka belanda untuk bisa masuk kedalam tatanan rakyat..
licik itulah belanda dengan devide et inpera nya dia bisa kuasai nusantara dengan mengadu domba raja2 nusantara, membuat sejarah2 palsu, dan menyebarkan agama kristen untuk mempermudah jalur mereka masuk ke masyarakat..


Berlian Saragih KHS: Kalau yg disebut Batta pd peta tsb adalah yg di sebelah Barat, bukan Timur. Jadi org Batak yg disebut d'Conti adalah org yg di sebelah Barus, bukan yg di Timur dekat ke Deli. Org di Timur menjadi Batak oleh karena generalisasi yg dibuat zending dan Belanda. Saya juga tidak paham bagaimana terjadinya Batak itu diidentikkan dengan Toba. Mungkin ini juga adalah karya zending yg bermarkas di Toba. Zending Jerman selalu memakai bahasa yg dipelajarinya (bahasa org di Toba) ketika mereka pergi kemana-saja menginjili. Akhirnya bahasa Toba jadi linguafranqa diseluruh daerah zending jerman, termasuk di Samosir, Simalungun, Angkola-Mandailing dan Dairi. Hal seperti ini persis terjadi di Jermanyg tadinya masing2 kerajaan memiliki bahasa sendiri, tapi dengan adanya Alkitab yg diterjemahkan Marthin Luther maka semua org Kristen menggunakan


Jadi Gereja menyatukan seluruh Jerman. Zending mengira hal seperti itu bisa terjadi di Sumatra. Mulanya berhasil bersatu dalam HKBatakP, tapi akhirnya beberapa suku spt. Simalungun, Angkola dan Pakpak, protes, lalu manjae dan meninggalkan kata Batak dari nama Gerejanya.Warga Silindung banyak pindah ke GKPI. Jadi siapakah Batak itu sesungguhnya? Siregar, Nasution yg masuk Muslim umumnya tak pernah mengaku Batak.


Berlian Saragih RPS: Mase gabe galir ham humbani topik gabe emosi dompak zending ampa Bulanda?


Dany Tupama Saragih Garingging Sekilas membaca judul dokumen ini, rasanya aneh juga mengingat selama ini tanah Simalungun itu termasuk wilayah yang aman damai hampir tanpa gejolak. hehe.


Edy M. Damanik Malau Simalungun ya Simalungun, Batak ya Batak.
Simalungun ya Batak.
Batak Simalungun.
Kan sudah begitu pengklasifikasiannya.

Ada masalah apa dgn istilah "Batak"...???? Haram, Alergi???

Itukan hanya penyebutan utk kelompok etnis yg memiliki banyak kemiripan, sebagai kesatuannya.
Kalau ada yg merasa tdk nyaman dgn penggelompokan itu, barangkali punya masalah dgn salah satu sub etnis yg ada di dalamnya. tdk mau dijadikan satu kelompok.
Berarti bukan istilah Batak itu sendiri yg di benci/yg jd masalah, tetapi suku lain yg ada dlm kelompok batak itulah yg menjadi kebenciannya.

KENAPA BEGITU..........??????


Ali Hendra Sumbayak Raya @KHS.. Bkn hanya sidagambir,sidasuha,sumbayak yg d klaim oleh toba berasal dari toba, tapi seluruh yg berkaitan dgn simalungun.
Setiap org yg berargumen anda selalu meminta fakta.
Lalu saya tanya pada anda.
Apakah ada data fakta yg menyatakan klo simalungun berasal dr toba?
Apakah ada data fakta klo sinaga simalungun berasal dari toba?
Klo ada tunjukkan dan mari kt bahs sama2.
Ingat... Cerita2, tarombo2, mitos2 tdk dpt d jadikan sbg data fakta dan tdk penting bagi kami krn tdk dpt d percaya.
March 10 at 1:04am via mobile · Like

Ali Hendra Sumbayak Raya @KHS.. Lalu apakah anda ada data fakta klo simalungun sekarang ini telah ada perpecahan sehingga anda mengeluarkan statement tersebut d atas?
Apakah anda telah melakukan survei k lapangan?
Klo ada silahkan d tunjukkan.
Krna saya liat anda itu selalu meminta data fakta kpd kmi atas argumen kami.
Tpi anda tdk pernah meminta data fakta kpd toba atas dasar apa mereka selalu mengklaim klo org simalungun berasal dr toba.
March 10 at 1:13am via mobile · Like

Ali Hendra Sumbayak Raya @KHS.. Kenapa telinga anda selalu panas, hati anda selalu membara,dan mulut anda selalu menggonggong jika simalungun bersuara terkait sejarahnya?
Apakah anda ada kelainan jiwa?

Harapan apa yg anda harapkan dr kami simalungun terkait wall anda di atas?


Manan Saragih Semangat Ha-Simalungun-on....Andohar ma lambin near bani ari nalaho roh....Torihi hita kebenaranni.....Ulang moru semangat..


Rudy H Sinaga Anggo jaman sonarion...anggo memang penting tumang do on..ise simalungun,toba,karo,pak pak dll,lang be berlaku hu ahap debat songon nasiam in...sonari...adongdo pemeriksaan secara genetik..jadi taridah do hanja na ija,atap na ija do hanja..? Ise parlobei..dll.tapi anggo sihol do pe nasiam marsahapi...lanjut menyimak.


Ali Hendra Sumbayak Raya @All.. Sebetulnya mslh prdebtn sprti ini tdk akn trjadi seandainya kt bisa membuat sejarah budaya dan suku masing2 etnis dan mau menerima sejarah dari etni lain.
Stiap etnis kn brhk mnentkan sejarahnya sendiri.
Klo ada yg tdk mau mnerima dan mengakuinya dengan kepala dingin, itu namany pmaksaan sejarah.
Simlngun bwt sejarah sndiri jgn jd masalah bwt suku lain.
Karo, pakpak, dan mandailing jg bwt sejarah sendiri jgn ada masalah bgi etnis lain.
Nah klo hal seperti ini terjadi saya rasa kehidupan antar etnis


Ali Hendra Sumbayak Raya Akan harmonis.
March 10 at 1:49am via mobile · Like

Manan Saragih @AHSR : Seperti saya sampaikan diatas, coba kalau dibuat penelitian, jadi dasarnya sudah ilmiah..Misalnya dibuat sebagai materi disertasi bagi yang sesuai jurusannya....Cuma masalahnya biasanya didasarkan juga kepada literatur literatur sebelumnya yang belum tentu objective...Tapi paling tidak, dasarnya sudah ilmiah dan penemuan baru bisa saja "MENGKOREKSI " yang sudah pernah ada yang pernah diterima sebagai kebenaran, karena kebenaran manusia kadang relative...
March 10 at 1:51am · Like

Parlindungan Damanik Tambahan bacaan :
http://girsangvision.blogspot.com/2011/11/girsang-vision-mengenal-lebih-dekat-j.html


Elvin Chrisyandi Saragih aiiih....huattusi pe lang parbualan on
tapi nini oppungku pe seng ongga ipatugah nami hun Toba,

saranhu hubani ise na makkatahon Simalungun ai Batak, tading ma lobei ham i tanoh Simalungun atak piga2 dokah, torlang dos do pandapotta anggo Simalungun ya Simalungun,
age pe seng boi i pungkiri mirip do bahasa Simalungun hu Toba, tapi songon na seng boi na jalo anggo simalungun ipatugah bagian Batak


Juandaha Raya Purba Songon na ongga husobut ijon, Prof Kozok jelas manobut: adong do Simalungun na ompungni hattoba hinan, tapi adong homa do Simalungun naso hattoba. kan domma jelas on. Namangaku ompunni hattoba mangihutkon fakta sejarah hinan, aima kelompok jolma tuhe-tuhe (aima jolma naso rayatni nagur) na mula-mula gabe jabolonni par nagur, dob ai gabe rayat biasa ni nagur dob salih ia gabe Simalungun (basa nasiam turi-turian parpandanan nabolag pasal Tuan Sormaliat ampa sahalak toba jabolon na mantahihon Sormaliat). Humbani sisi sejarah, hata na dos sonari lape boi hatahonon ai mintor adong hubunganni ai pakon goran sapari. Boi do mubah, boi do homa marhadomuan, tapi boi do homa lang adong hadomuanni ai. Ai sahalak na ongga marsikolah na so porsaya bani mitos sirajabatak tinombeini Waldemar Hutagalung panulis Pustaha Batak 1926 i Pangururan ai, halani domma nabotoh aha bingkasni ase isurathon ai--basa buku Lance Castles, Tapanuli. Humbani sisi bohi ampa biak pe domma ibotoh halak na ija ma Toba na ija Simalungun. Anggo Simalungun biasani bohini lamlam sadalan pakon abakni na lamlam homa bahkan ihatahon Dr Lempp, tidak murah sakit hati dan halus perasaannya. Bandingkon nasiam ma sikap ni Toba naisurathonni Castles pakon Kraemer ai, "kasar, suka menang sendiri dan tidak tahu malu". On kan domma bertentangan pakon biakni na dua suku on. Anggo sada hasusuran hinan do, lang mintor songon nini toba "dao tubis sian bonana". Ini jelas sangat beda sikap,perilaku orang Simalungun dengan Toba.


Karles Hasiholan Sinaga Lawei Ali Hendra Sumbayak Raya : saya tidak panas, kelihatannya anda yang berapi apai. saya ingatkan kembali jangan coba2 mewakili keturunan ompung saya, bukan lawei yang tahu siapa kami, dan bukan kami yang tahu siapa lawei, itu yang harus lawei terima. Dan itu Fakta.

Sepertinya anda bisa berjalan jalan ke arah panombean, siantar atau coba berapa marga asal Toba yang awalnya melebur kesimalungun, sekarang berbalik ketoba.

Belajarlah objective, klo kebencian akan suatu etnic dijadikan patokan masalah lah kita, dan mundurlah Simalungun.

Tapi klo kalau lawei siap bahwa yang berasal dari Toba kembali ke Toba meski dia di daerah Simalungun. ya terserah. Saya hanya coba mempertahankan padan saya disimalungun yg di toba bukan padan, karena itulah kata ompung saya lawei dan hanya itu pertanda saya sebagai Simalungun.

Klo saya pribadi, karena memang berdarah Simalungun ya.. tidak mungkin saya nafikan itu. sebegitu jika ompung saya yang berasal dari Toba tidak mungkin saya hianati.

Jadi mari kita menggali, bukan memaksa orang lain ikut pada fakta sepihak. Tabe Ma.


Karles Hasiholan Sinaga Mengenai Sinaga:
https://www.facebook.com/groups/Media.Simalungun/doc/10150566046534651/


Karles Hasiholan Sinaga Lawei Ali Hendra Sumbayak Raya : klo anda toba mengklaim anda sebagai keturunan Purba Toba, mari kita lawan dengan argumen, bukan dengan amarah.
Jangan sampai pembual membuat anda tersingggung.

Jika kita Berpatokan Bahwa Habonaran do Bona, tentu emosi dan mengatas namakan orang lain tidak akan terjadi.

Marik Kita mulai Menerapkan Habonaran Do Bona dalam Diskusi ini.
Karena kita semua ingin kebaikan untuk Simalungun.

Tabe ma.


Karles Hasiholan Sinaga Tulang Berlian Saragih : pakta yang ada memang jelek, apa boleh buat kita harus bongkar.
Bateck menurut Marcopolo dan Conti ; adalah mereka yang barbar dan Cannibal dan suka berperang dengan tetangga Sendiri, kemungkinan inilah yang membuta semua kelompok sejenis masuk dalam area Batak menurut peneliti.

Dan faktanya sampai hari ini Toba dan Tapanuli Tidak Akur, Tapanuli dan SImalungun Tidak Akur, Toba dan Simalungun (kemungkinan jaman dulu akur) tapi sekarang tidak akur. Karo dan Tapanuli (toba dimasukkan kembali) tidak aku, Dan mandailing Tapanuli tidak akur (toba dianggap bagian tapanuli kembali
dan pakpak juga begitu.

Permusuhan yang di pelihara dari jaman dulu.

Dan Simalungun ada prestasi dengan perjanjian keempat rajanya untuk tidak saling menyerang (perjanjian damai)-kemungkinan ada peperangan sebelum itu.
Sebuah prestasi yang sebernnya bisa kita kembangkan lebih luas, karena kita lebih punya pendidikan di banding orang dulu.


Juandaha Raya Purba Begini Karles Hasiholan Sinaga, keputusan Seminar Kebudayaan Simalungun se Indonesia pertama tahun 1964 ( yang dokumennya sudah dicetak jadi buku oleh KPBS berjudul Peradaban Simalungun) disebutkan, Simalungun adalah mereka yang merasa dirinya Simalungun dan melakukan budaya Simalungun dengan marga utama Sinaga, Saragih, Damanik dan Purba, serta na mangaku Simalungun.
Cuma tidak boleh kita nafikan sejarah timbulnya etnis Simalungun itu sendiri. Etnis Simalungun asli (saya katakan asli yang lebih dahulu hadir sebelum hadirnya orang Toba ke Simalungun) mengaku bahwa nenek moyangnyA BUKAN ORANG TOBA. Sebab istilah 'toba' sendiri tidak sesuai dengan kenyataan bahwa dulu pemahaman orang Simalungun itu dipandang rendah dan maaf menjijikkan sebab dianggap kelas rendahan--bnd. orang Yahudi di Mesir zaman Musa waktu Pharaoh berkuasa. Kalau nenek moyang orang Simalungun itu dari Toba tentu pemahaman minor di atas tidak akan pernah ada pada raja-raja dan bangsawan Simalungun. Kedua sikap, karakter orang Simalungun yang jelas sangat berbeda dengan Toba. Saya yakin dari kesamaan karakter Karo dan Pakpak, masih lebih terbuka kemungkinan Simalungun itu nenek moyangnya dulu punya hubungan dengan kedua etnis ini (meski saya tidak berani berkata semuanya). Ini yang tidak pernah bisa dipahami orang Toba ketika kita berdiskusi tentang asal-usul dan keberadaan etnis kita. Mereka selalu ngotot dan memaksa menerima tarombo mereka (termasuk dalam acara adat). Kita Simalungun justru melihat itu bentuk penjajahan dan pelecehan!


Karles Hasiholan Sinaga lawei Edy M. Damanik Malau : inilah masalahnya. Yang masuk ke Simalungun dengan belanda itu orang-orang tapanuli, yang merasa mereka lah batak sebenarnya (Turunan Raja Isumbaon) sementar kita yang dari turunan Guru Tetea Bulan, menurut data yang saya dapat cukup bersahabat dengan Simalungun waktu lalu. itulah kenapa banyak sekali turunana Tetea Bulan (untuk hal ini termasuk Lontung) dan Silahi sabungan (karena kampung nya di Toba klo tak salah masuk daerah pengaruh Paltiraja) di Simalungun Pra kolonial Belanda.

Tapi ironisnya Tobalah yang kena serang terus oleh sebagian orang orang Simalungun yang tak suka Tapanuli, lalu tak Suka Batak, lalu tak Suka Toba.

Sungguh ironis dan sangat menyedihkan.

Mari kita belajar Menerapkan Habonaron do Bona lewat Tread ini. Tabe Ma.


Juandaha Raya Purba Soal raja berempat boleh saya terangkan (dan ini yang tidak pernah dicapai di Toba). Raja berempat itu sebenarnya diciptakan orang Simalungun sendiri (dengan kenyataan ada empat raja berkuasa: siantar (damanik), panei (purba dasuha), tanoh jawa (sinaga dadihoyong hataran) dan dologsilou (purba tambak lombang) lalu dikuatkan oleh Aceh dengan adanya pemberian cap kerajaan dan benda-benda regalia pengesahan selaku raja--boleh baca buku Joustra, Batakspiegel. Mereka tidak menyerang, mengapa? Karena raja-raja berempat itu masing-masing diikat oleh tali kekeluargaan dengan tradisi puang bolon (isteri yang melahirkan raja turun temurun) dari kerajaan tetangga yang berbeda marga. Ini tidak ada di Toba. Dalam hal ini Simalungun lebih unggul, sebab dapat menjamin kelangsungan dinastinya dan sekaligus menjaga persaudaraan dengan tetangganya.


Rado Purba Sidagambir karles anda salah kalau mencampur baurkan simalungun dan toba..
dari segi bahasa saja simalungun berbeda dengan toba,
mohon anda jangan mencampur dua budaya yang punya ahap dan aturan yang berbeda..
salah sendiri leluhur anda kawin campur jadi anda kewalahan mencari sejarah anda..


Karles Hasiholan Sinaga Lawei Juandaha Raya Purba : pernahkah saya membantah itu?
Sebenarny kita sepaham : bahwa simalungun itu ada penduduk asli dan ada pendatang dari Toba. sejauh ini kalo Habonaron Do Bona ditegakkan seharusnya tidak ada masalah.

Yang suka merendahkan orang SImalungun itu umumnya yang dari Tapanuli. Bukan hanya Simalungun yang direndahkan, toba juga direndahkan.
Sampai beberapa kali saya dengar mereka berkata Bahwa Toba itu tidak tahu adat.
Jadi haruskah orang toba menanggung ini (ini tidak adil bukan?).


Karles Hasiholan Sinaga lawei Rado Purba Sidagambir : adakah saya campur? simalungun ya simalungun, toba ya. Toba, itu daerah yang berbeda, Tapi itu tadi saya bilang banyak simalungun keturunan Toba, hanya itu.
dan dari mana anda tahu leluhur saya kawin campur? tapi ada benarnya juga sih.


Ali Hendra Sumbayak Raya @KHS... Yang memaksa orang lain ikut pd fakta sepihak selama ini siapa?
Toba atw simalungun.
Nama daerah yg anda sebutkn itu memang masyarakatny mayoritas pendatang toba d tmbh sebagian kecil org sim yg berasal dr toba.
Mau tdk mau interaksi sosial pun akn terjalin.
Dismping org toba ini yg selalu ingn klo org sim yg berasl dr toba kembali ke suku asal otomatis merka selalu gencar berbuat.
D tmbh lg org sim yg gampang terpengaruh.
Kn sdh sy bilng itu faktor lingkngan.


Juandaha Raya Purba Itulah letak persoalan yang dihadapi Belanda waktu mereka hendak mengatur peta pemerintahan di Tapanuli. Belanda melihat bahwa berbeda dengan Sumatera Timur yang berpola kerajaan dengan pola pemerintahan yang teroganisir dan terpusat (ada ibukota pemerintahan yang mengendalikan pemerintahan--pamatang di Simalungun), Tapanuli tidak mengenal tradisi itu. Untuk itu Belanda menciptakan nagari sebagai kesatuan politik daerah untuk menjamin ketertiban administrasi yang mereka ambil dari Sumatera Barat. Belanda melihat bahwa di antara orang Humang, Toba, Samosir dan Angkola ada perbedaan budaya. Maka diciptakanlah tarombo untuk bisa menjelaskan pengangkatan seseorang menjadi kepala (kapala nagari) yang orang toba sebut 'rajaihutan', termasuk juga di Simalungun diangkat kepala orang toba disebut rajaihutan Andreas Simangunsong.


Ali Hendra Sumbayak Raya @khs.. Seblikny d kmpng sy yg mayorts simalungun asli, suku lain sprti jawa,melayu bnyk yg mask jd suku sim mereka menambhkn marga mereka.
Bgt jg dgn toba, karo, pakpak mereka msk menyesuaikn marga mereka jd marga sim.
Dn tentunya berahap sim jg.
Sbg conth bkn org sim yg berasl dr toba saja yg tdk mau d bilng batak, org toba asli d kmpng sy aja sdh tdk mau d blng batak.
Jd semuany adlh faktr lingkungan bkn krn ada perpechan atw ke tidak puasan org sim asal toba terhdp sim asli.


Rado Purba Sidagambir karles, antara adat simalungun dan toba itu berbeda..
tidak ada yang sama..
kalau anda senang dengan sebutan batak simalungun mungkin leluhur anda dahulu yang satu simalungun yang satu toba, melakukan pernikahan, jadilah anda keturunannya..
makanya anda selalu ngotot batak simalungun kan..

kalau saya pribadi gak pernah bercampur begitu..
leluhur saya teguh menjalankan adat simalungun dan tidak pernah menikah dengan yang berahap toba..
leluhur saya turun temurun menikah dengan boru sumbayak dan inilah yang menjadi puang bolon di keluarga saya..
dan itu turun temurun dilakukan leluhur ku..
makanya saya berani katakan, saya tidak punya urusan dengan toba dan tarombo toba yang ngawur..

coba anda pikirkan comment saya ini..


Juandaha Raya Purba Tahu 1907 perkebunan mulai masuk ke Simalungun pasca dipaksakanya Pelakat Pendek oleh Belanda ke daerah-daerah yang dianggap berpemerintahan sendiri (di Tapanuli ini tidak ada, karena Belanda tidak melihat ada "negara' di sana). Untuk mengatasi kelangkaan beras buat kulikontrak Jawa yang didatangkan Belanda sebagai buruh kebun, maka Belanda mendatangkan resmi para pengagarap sawah dari Toba (Balige sekitarnya) karena mereka lebih berpengalaman bersawah ketimbang orang Samosir yang waktu itu masih dipandang terbelakang. Sejak masuknya penggarap sawah ini terjadilah benturan sosial dengan penduduk asli Simalungun, termasuk tarombo tadi yang tidak dikenal orang Simalungun yang diikat oleh 'raja' sebagai kepala adat. Klaim "hamu sianggian, hami siahaan" jelas memojokkan penduduk asli sebagai pemilik tanah di Simalungun. Dan ini yang menjadi penyebab akut pada kebencian orang Simalungun zaman itu hingga ada perlawanan dengan dihapuskanya jaihutan dan simbol-simbol superioritas toba terhadap Simalungun. Cuma, karena posisi toba waktu itu berada di atas angin (sudah berpendidikan modern), posisi orang Simalungun lemah, bahkan sampai kepada zaman sekarang ini.


Karles Hasiholan Sinaga Lawei Ali Hendra Sumbayak Raya : anda berdikus dengan saya dan lainnya di forum ini. Jadi mari kita berdiskusi menurut pendapat kita.
Dan jangan mau didikte siapun. Dengan prinsip Habonaron do Bona, Simalungun Bisa.

Dan mungkin Bagi and kehilangan beberapa orang Simalungun yang kembali ke Toba adalah hal kecil.

Tapi dengan hitungan matematika bagaiman seratus tahun atau seribu tahun ke depan.
Dan adakah data statistik yang membuat kita nyaman, jika Semua keturunan Toba di Simalungun kembali ke adat Toba tetapi tetap bercokol di simalungun di tambah para pendatang Tapanuli tidak akan membelah penduduk Simalungun jadi 2 Bagian Besar (tidak termasuk Siantar tentunya). klo itu berhadap2 hadapan kapan kita membangun simalungun?

yang Saya kawatirkan "KITA AKAN KEHILANGAN ENERGY MENGHADAPI "MANTAN" SAUDAR SIMALUNGUN KITA".

Itulah konsen saya sebenarnya. maaf klo ada yang salah.
Tabe ma.


Juandaha Raya Purba Sebetulnya diskusi ini sudah tiba pada kesimpulannya: 1) Masing-masing kita bangga sebagai orang Simalungun sebagai etnis. 2) Suku Simalungun awalnya tidak berasal dari Toba (ini penting, sebab ini yang krusial dalam diskusi ini). 3) Dalam perkembangannya ada etnis lain yang mengaku dirinya orang Simalungun, tentu bukan hanya Toba, tetapi juga etnis lain yang kita sebut "marahap" Simalungun. 3) mari kita jaga persatuan etnis Simalungun dengan tidak mengaburkan sejarah kita. Naimalobei Horas
Karles Hasiholan Sinaga Lawei Juandaha Raya Purba ; Tarombo itu adalah hasil penelitian, bukan ciptaan, dan dan menurut penelitian itu, semua marga-marga dari Toba Berpunca pada 2 orang , yaitu :
1. Guru Tetea Bulan
2. Raja Isumbaon
Tapi disini saya masih ada pertanyaan, Siapa orang Tua keduanya?
Mungkin disinilah letak kontroversi itu :
Hutagalung menempatkannya dengan nama Siraja Batak.
Apakah itu benar atau hanya rekaan? Klo benar tentunya tidak akan ada penolakan.
Bisa jadi hutagalung dan para tua tua yang di wawancarainya tidak tahu siapa nama yang di puncak, menurut saya ini masih perlu penelitian lebih dalam.
Tabe ma....
Kita balik ke topik perpecahan.


Rado Purba Sidagambir apa buktinya si hutagalung membuat penelitian??
apakah dia seorang sejarawan ??
makanya kalau bukan sejarawan jangan menulis sejarah, jadinya kan ngawur..
March 10 at 11:29am · Like ·  1

Dany Tupama Saragih Garingging Rado Purba Sidagambir apakah kriteria seseorang disebut sejarawan dan tulisan sejarah? jika boleh saya simpulkan kalimatmu, hanya sejarahwanlah yang bisa bicara/menulis sejarah. apa iya??


Ali Hendra Sumbayak Raya @KHS.. Begini saja. Anda org simalungun mengaku batak, itu tdk masalah bagi kami, krn mungkin leluhur anda berasal dr sana. Nah klo saya/kmi mengaku bkn batak tpi simalungun, seharusnya tdk jd masalah jg bagi anda, karena memang kmi punya sejarah tersendiri yg tentunya berbeda dr org simalungun yg dr toba.
Nah klo kmi mmbuat sejarah sndiri, sebaiknya yg dr toba ini seharusny maklum krn memng seprt itu lh adanya.
Merka itu dlu ny kn namandapo sejarah yg telh ada d t4 dia dtg.
Jd tdk ada msalh dan perpcahn


Ali Hendra Sumbayak Raya @KHS.. Intinya begini..
Kmi org simalungun ini tdk pernah tdk mengakui atw membeda2kn klo org sim dr toba itu bkn sim.
Kn sudah d jelaskn olh para rekan2 seblmny,bhwa org sim itu bkn hny sim asli saja tpi semua etnis yg berdiam, berahap,berbhs,berkelakuan,beradat,dan cinta kpd sim.
Jd ini kn terkait sejarh budaya sim itu sendiri.
Biarkn lh kmi bersuara tanpa ada sakit hati dr org sim dr toba. Tolng tau diri ats sejarahny dtg k sim ini.
Namany kt pndtg hrs mnghormti sejarah suku/daerah yg kt dtngin.
Bkn bgt?
March 10 at 1:33pm via mobile · Like · 4

Ali Hendra Sumbayak Raya @Khs... Saya rasa klo kt menjunjung tinggi pepatah yg mengatakn "Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung" saya rasa tdk akn ada perpecahan.
Dan saya tany pd anda apakh menurut anda hal tersbut sudah d amalkn org2 toba dn etnis lainny d siantar dan d simalungun?
Klo blm knpa anda tdk menghimbau kpd mereka?
Knpa yg anda salahkn itu selalu kmi yg akn anda khwatr kn terkait maslh perpecahn.?
Apakh and tdk mersa prihatin pd kmi sim ini yg tdk d hargai d daerahnya sndri?
Ktanya anda td prhtian skali pd
Sim?
March 10 at 1:47pm via mobile · Like

Rado Purba Sidagambir Dany Tupama Saragih Garingging : karena banyak yang bukan sejarawan menulis sejarah tidak melewati tahapan metode sejarah..
sejarah itu ilmu yang memiliki metode dan tahapan penulisan yang disebut historiografi..
makanya kalau mau menulis sejarah, harus melewati tahapan dalam metode sejarah, baru bisa dikatakan sejarah itu real dan bisa dibukukan..
kalau buku semacam hutagalung yang dia bukan sejarawan dia menulis sejarah kan dia tidak tahu menahu tahapan dalam historiografi, dia memasukkan sumber semau perut dia sendri, jadi tulisannya penuh dengan kontroversi..
March 10 at 2:11pm · Like ·  1

Dany Tupama Saragih Garingging kalau begitu, ada baiknya anda paparkan metodologi Hutagalung yang menyalahi kaidah ilmu, itulah yang dibahas. Kan siapapun bisa menulis sejarah asal dgn kaidah yang benar. Gitu loh menurutku.. :))
March 10 at 2:25pm via mobile · Like

Sita Damanik Nassiam lo .
March 10 at 2:27pm · Like

Rado Purba Sidagambir garis besarnya dia menulis tarombo/silsilah semua suku karo,simalungun,mandailing dll itu adalah keturunan SI RAJA BATAK, dan asal dari semua suku yang ada di sumut sekarang itu berasal dari toba..
apakah itu bukan kontroversi namanya??
dia mencoba menginterpretasikan semau dia bahwa semua manusia di sumatra utara terlahir dari leluhur yang sama..
dan ini tanpa sumber/naskah dan prasasti yang jelas..
makanya saya katakan ini sejarah ngawur sekali...
March 10 at 2:31pm · Like ·  1

Edy M. Damanik Malau Hahaha.....
janganlah kita membuat pernyataan kalau kita tidak mengetahui benar, apa yg kita bicarakan.
Misalnya...Batak, Tarombo, dll.

Banyak sekali sy lihat disini kesalahpahaman dikarenakan kurang pemahaman ttg apa yg dibicarakan.
March 10 at 5:31pm via mobile · Like · 1

Berlian Saragih Dong do na porlusipagolpaon pakon sipatorsaon bani parsahapanta on. (1). Ise pe boi do gabe Simalungun, ai soal pengakuan pakon ahap do ai. Sedo halani ibotoh anjaha idalankon adat Simalungun. Hansi, songon na ongga husobut, marsihapali/marsibagasan do ha-Simalungun-onta. Ump.: Hasomanta KHS, marsahap Simalungun pe seng pag ia, mabiar lepak. Saninanggku i Bogor anggo i rumahni seng ongga tangaron sidea marsahap simalungun pakon mandalankon adat Simalungun. Tapi Simalungun do (minimal ia sandiri). (2). Sanggah dong harajaon sapari, patuh do haganup na roh hu Simalungun laho mamilih/ mamakei marga na adong i Simalungun. Sina, Bonggali, Toba, Samosir, Papak, Karo, pnl gabe marmarga Simalungun ma, anjaha manghagoluhkon ha-Simalungun-on. Dob revolisi soaial anjaha lang dong be harajaon, dong ma na mulak bani marga apakon adat ni nalobeini, ai lang dong be sisobuton uhurni ijon, anjaha lang dong sipalaron be humbani Simalungun (sobali tanoh na dob ikuasai), halak ni pe terbelakang do, jadi anggap enteng do hlk Toba bani hlk Simalungun. (3). Porlu do itangkasi, aha do motip ni Hutagalung manusun Tarombo na sinusun ni Hutagalung.

 Berlian Saragih
......(sambungan).... 
HUKIRA, sedo kepentinganni sandiri mangadongkon tarombo ai sebagai bisnis. Bani panorang isurathon bukuni ai, haganup na margoran buku, ianggap masyarakat do haganup isini na sintong ma ai. Mintor mendarahdaging ma "hasintongan" ni tarombo ai bani halak na dob margoran Batak (warga ni HKBatakP). Pasal on domma buei isahapi hita. (4) Porini buei pe halak na dob gabe Simalungun, mulak gabe Toba, seng sisahapan ai. Sisahapanta ai ma : sonaha do ase hita na mangaku Simalungun, marpala-pala sintong2 gabe Simalungun. (5) Sadalan hujai, ulang dong ahapta na lang dear adatta gabe ipamasuk/ipaturut hita masuk adat ne legan bani horjanta, gabe buei na maralo atap na dobbel idalanhon.Sontohni: Adat Simalungun, dayok do na martohonan. Pori dong pe siompat nahei isayat, panrampahi panganon ni simbuei do ai. Tapi adatni na manayat siompat nahei, mardalan ma gori bani na patut (seng siriahkonon ai), tapi seng dong na margoran jambar sitaurhonon. Panganan Pinatunggung do sibereon/sitaurhonon bani haganup na patut patunggungon. Ase anggo mardalan panganan, mardalan homa jambar, gabe dobbel ma ai.

 Karles Hasiholan Sinaga
Jadi penolakan semua suku non Toba dan Tapanuli (tak termasuk selatan) adalah akibat dari buku Hutagalung yang menempatkan Siraja Batak di atas Guru Tetea Bulan dan Raja Isumbaon yg menguntungkan mereka, dan akibatanya banyak pihak dari mereka yang mengklaim membabi buta bahwa semua orang Batak yang tidak ada dasar keturunan menurut buku itu adalah bukan asli Batak. Yang menempatkan mereka tersebut dalam buku hutagalung sebagai penduduk asli dan lainnya adalah pendatang di Tanah yang para ahli menyebut Batak sejak berabad-abad lalu.

Menarik untuk Di bahas Siraja Batak versi Hutagalung (saya harap lebih enak menyebut versi hutagalung karena dia sumbernya).
Saya akan Mulai melakukan hipotesis dari saya sendiri.

1. Saya Sinaga Bonor Pande, tertua dari semua keturunan Batak Versi hutagalung. nomor 17.
dari Lontung no. 18,
dari Saribu Raja No. 19
dari Guru Tetea Bulan no. 20
dan dari Siraja Batak versi hutagalung Nomor 21.
dan anak saya no. 22.

2. Jiika tiap generasi diasumsikan 25 tahun, Maka Si Raja Batak versi Hutagalung ada sekitar:
25 thn x 22 keturunan = 550 tahun lalu.
Sekarang tahun 2012 dikurangani 550 = 1462.
Jadi bisa dikatakan Siraja Batak Versi Hutagalung ada pada tahun 1400an (artinya orang Batak di Tanah batak menurut Hutagalung ada 1 orang pada tahun 1400an).

Hipotesa sementara saya:
1. Dalam kunjungannya pada tahun 1292, Marco Polo melaporkan bahwa masyarakat Batak sebagai orang-orang "liar" dan tidak pernah terpengaruh oleh agama-agama dari luar.
Bandingkan raja Batak Versi Hutagalung, berarti sudah ada masyarakat Batak sebelum Raja Batak Versi Hutagalung.

2. Niccolò Da Conti (1395-1469), seorang Venesia yang menghabiskan sebagian besar tahun 1421 di Sumatra, sampai saat ini dialah yang pertama menulis kata "Batech", dalam perjalanan panjangnya untuk misi perdagangan di Asia Tenggara (1414-1439), mencatat kehidupan masyarakat. Dia menulis sebuah deskripsi singkat tentang penduduk Batak: "Dalam bagian pulau, disebut Batech kanibal hidup berperang terus-menerus kepada tetangga mereka ".
Bandingkan Raja Batak Versi Hutagalung, pada saat Conti datang ke sumatra dia itu belum atau katakanlah baru lahir, lalu hidup berperang terus-menerus kepada tetangga mereka, berarti sudah ada masyarakat dengan jumlah besar sebelum Raja Batak Versi Hutagalung Lahir.

3. Barus adalah pelabuhan besar yang disinyalir sudah ada sebelum masehi, penghasil kapur barus, kemenyan dan Emas.
Jadi sudah ada penduduk yang memanen pohon untuk di olah jadi kapur barus dan kemenyan dan sudah ada penambang Emas waktu itu.
Sementara menurut Versi Hutagalung Raja Batak belum lahir

4. Beberapa tulisan saya dapatkan menempatkan Nagur sebagai Kerajaan Batak.

Demikian sementara dari saya.

Dengan Semangat "Habonaron do Bona" mari kita temukan kebenaran.


Karles Hasiholan Sinaga Lawei Ali Hendra Sumbayak Raya : Coba di urut urut dari atas kebawah apa sebenarnya yang saya tidak bisa terima dari Lawei.


Berlian Saragih KHS: Makin anehlah Si Raja Batak, karena dalam silsilah Saragih Garingging aku adalah generasi ke 19 dan cucu saya generasi 21. Saya tak tau menurut Hutagalung, Munthe nenek moyang kami di Karo itu generasi keberapa dr Si Raja Batak. Saya jg tak tau Moyang kami yg pertama datang ke Simalungun adalah generasi keberapa dr Munthe. Mungkin moyang kami lebih tua dari Si Raja Batak yg katanya asal muasal org Batak (yg menurut versi Htgalung jg moyang Munthe?). Perlu dipertanyakan. Atau mungkin Htgalung kehilangan mata rantai, atau memang hanya direka-reka utk membenarkan pengenaan nama Batak thd semua penduduk disekitar dn Toba?


Karles Hasiholan Sinaga Tulang Berlian Saragih : itulah yang harusnya kita cari.
yang saya rasakan orang Simalungun, Karo dan Mandailing menelan bulat bulat buku Hutagalung itu.
Lalu korbannya adalah Si Raja Batak.
Sementara Siapa Si Raja Batak sebenarnya dan tahun berapa mulai ada kita tak pernah cari tahu.
Tabe ma.


Karles Hasiholan Sinaga Mari kita berdikusi dengan dasar HABONARON DO BONA, bukan untuk saling mengklaim dan saling menyerang


Sarmen Saragih @ KHS : Sangat menarik. Status yang ber Philosophie . Karena bisa menimbulkan tanda tanya besar bagi orang yang membacanya.
March 10 at 9:08pm · Like

Karles Hasiholan Sinaga Lawei Sarmen Saragih : yang pastinya saya berharap philosophie ini diterapkan dengan sebenarnya, hanya itu tak ada yang lebih. mohon koreksi kalau ada yang tidak sesuai philosophie itu.


Rado Purba Sidagambir si raja batak itu tidak pernah ada..
mau sampai mati pun mencari nya itu tidak akan pernah ada..
itu hanyalah interpretasi seorang hutagalung dalam menulis..
siraja batak itu fiksi..


Parlindungan Damanik ikut nimbrung yach , sekedar tambahan bacaan saja.ha... ha... Horas. GBU.
Kalau Radja Israel Sinaga pasti ada , karena photonya ada di KITLV Leiden Belanda tahun 1890 , adalah Ayah dari Opung boru saya Jinim Sophia boru Sinaga dan juga adik kandung dari Raja Ompu Bangbang Setya Gajah / Raja Galumbang Laut Tawar Sinaga Prapat dan anak ketujuh (bungsu) dari Raja Ompu Togadolok Sinaga Sidabariba Parapat.
Beliau juga bergelar Sintua Radja Israel Sinaga, karena beliau termasuk pemimpin / pelindung / raja Kristen pertama di Prapat di tepian Danau Toba.
Photo tahun 1890 didapat di KITLV Leiden Belanda ( Radja Israel, christelijke vorst aan het Toba-meer )
http://kitlv.pictura-dp.nl/all-images/indeling/detail/form/advanced?q_searchfield=israel


Parlindungan Damanik Tambahan tentang Radja Gamok :
Radja Gamok, zelfbestuurder van Raja, te Pematangraja bij PematangsiantarRadja Gamok is in adatkostuum ter gelegenheid van het bezoek het echtpaar J. en R. Fabricius
http://kitlv.pictura-dp.nl/all-images/indeling/lijst/form/advanced?q_searchfield=+gamok


Parlindungan Damanik Tambahan tentang Radja Gamok :
Radja Gamok, zelfbestuurder van Raja, te Pematangraja bij PematangsiantarRadja Gamok is in adatkostuum ter gelegenheid van het bezoek het echtpaar J. en R. Fabricius
http://kitlv.pictura-dp.nl/all-images/indeling/detail/form/advanced?q_searchfield=+gamok


Parlindungan Damanik Tambahan tentang Sipolha .( Bestuurspersoneel van de afdeling Simeloengoen en de Karolanden krijgt eten aangeboden te Sipolha bij het Toba-meer , tampak G.L. Tichelman duduk di tengah ).
================================
Tampak Photo Tuan Raja Pinta Panaluan Jati Hamonangan Damanik (Gelar Paraloangin Damanik) Tuan Jambur Na Bolag Sipolha berdiri dibelakang memakai baju putih, celana putih dan berkopiah hitam menyaksikan pemberian Demban oleh Puang Bolon R. Mesta Huria br Sinaga berkebaya & memakai bulang. tampak G.L. Tichelman duduk di tengah .
Para Staf ADM Afdeling Simeloengoen en de Karolanden saat berkunjung ke Sipolha (Salah satu wilayah sentrum kebangsawanan Simalungun di Tepi Danau Toba), tahun 1934 dari koleksi KITLV di Belanda. Tampak wanita berkebaya & memakai bulang sedang memberi demban, sebah upaya memperkenalkan budaya lokal.
http://kitlv.pictura-dp.nl/all-images/indeling/detail/form/advanced/start/4?q_searchfield=sipolha


Berlian Saragih orlu do arusionta, aha do mithos, na binahen ni ompungta na lobei. Dong do mithos pardong ni dn.Toba, dong do pasal mase lang ipangan sada2 marga na somal ipangan halak, sonaha boi gabe raja sada halak ihuta ija ia roh, mase lang marimput leto anjaha mase lang dong ipon ni horbou sabolah datas. Marhitei mithos ai ma ipajonam bani ginomparni aha na adong. Marhitei mithos ma homa ipajonam pardong ni jolma i daerah ta on. Jadi, sadalan hubani tujuanni do ibahen mithos. Aha tujuan ni Htgalung patumpu-tumpu mithos anjaha manramu ai gabe tarombo, ai ma tangkasi hita, ase sadar bei hita, na ise do hita (anggo memang porlu do ai). Anggo na huarusi Simalungun on usih do hubani Amerika Serikat, na pendudukni roh hun bagei bangsa, anjaha seng sahali hat parrohni, dong na mosor hun sada ianan hu ianan na legan. Jadi, umpamani: par Samosir hampit Simalungun, na hun Simalungun hinan do sidea mosor hu Samosir, dob ai, ginomparni dong na mulak use. Sadihari tarjadi ai, lang nabotoh. Na pasti, anggo halak Simalungun sapari seng ongga isungkun ise ompung ni na roh hu Simalungun. Seng morgani isungkun. Na isungkun: 'Par ja do ham?" Ai buei na roh.
March 11 at 10:46am · Like ·  2

Sita Damanik Tongontumang Hatoranganmu on PANDITANAMI .


Sita Damanik Nasedih hutangar humbani HALAK toba i RUMAH ON iSIMALUNGUN do GAN kasar2 parsahapni HALAK PENDATANG TOBA ai ANGGO i SAMOSIR ,i BALIGE ;TARUTUNG BUJUR2 BEIDO sidea sada sama LAIN MASE sonai sidea hubanta SIMALUNGUN naha do ai TONGON ? .
March 11 at 12:40pm · Like

Sita Damanik Sintong do HATORANGANmu on PANDITA NAMI .


Berlian Saragih Sita DamanikAnggo i kutub utara temp. 16 derajad domma ihatahon hangat. Tapi anggo i gurun pasir temp. 30 domma ihatahon nyaman. Nai do ai hukura.


Berlian Saragih Anggo secara sosial antropologis boi do jaloon Subsuku- Batak do Simalungun, anjaha Indonesia do haganup Batak. Na lang tarjalo, ai ma pandapot ni Htgalung na mangkatahon hun Si Raja Batak do hita on haganup na ginoran Batak ai. Nai ma ra ujungi hita parbualanta pasal on. Horas ma.

Edy M. Damanik Malau  

Setuju, Tulang.
Salah ma tongon, anggo ihatahon ginoppar ni Siraja Batak do haganup batak. Janah urah do sangkalon ai. halani takkas do ibotoh hita lang pitah na han samosir (SiRaja Batak) na roh hu Tanoh Simalungun.


Sita Damanik Tongondo Nidokmu on Panditanami Sonari bennami 11 derajat Siang domma tarahap pangahap tene lang porlu tumangbe maningon sitobalan PakeanMusim dingin tene mia bani Nassiam i JAKARTA in tene KEPANASAN ma TORUS ,sijengesanni UDARA i SARIMATONDANG janah Borsih udarani tene HORASMA .


 Juandaha Raya Purba  

Menarik juga percakapan ini, bayangkan saja komentarnya sudah 100 an lebih. Mantap, mantap. Pak KHS, anda sudah membuat silsilah versi anda dan sudah jelas anda itu (menurut silisilah anda) adalah keturunan toba (ha-toba-n) yang dulu di Simalungun dianggap lowest class (jabolon). Dalam rangka survive (sudah dijelaskan makkela pdt BSG tadi) mengakulah dia menjadi orang Simalungun (kalau tidak begitu dia tetap lowest class, ada banyak kasus serupa di Raya, semua pendatang yang tidak bermarga Simalungun harus masuk marga Simalungun, sehingga ada Sinaga Sipayung, Sinaga Silalahi, dll). Artinya bagi seorang KHS kiblat ke Pusuk Buhit (Puncak Bukit--bhs Melayu) dalam mitologi animisme Batak (sebutan orang asing untuk menyebut masyarakat non Melayu) itu sudah harga mati. Ini makin membuat hipotesa saya dulu makin terbukti; bahwa ada dua lapisan masyarakat penopang budaya Simalungun, pertama masyarakat asli yang tidak berasa dari Toba dan masyarakat bekas hamba yang berasal dari Toba. Lalu, soal siapa Siraja Batak? Sebetulnya sudah jelas bahwa penamaan itu datang dari orang Barat untuk menyebut penduduk pedalaman seperti disebutkan orang Melayu (batak--berarti 'penunggang kuda', kasar dan tak baradab). Sebab dibanding Melayu, orang pedalaman memang ketinggalan waktu itu. Nah, Belanda masuk ke Tapanuli dan mulai mereorganisasi pemerintahannya, mereka hendak mengangkat pemimpin (Kepala Kuria seperti di Selatan) tetapi semua orang ingin jadi penguasa (raja). Untuk memilih raja huta (nagari) maka ditentukanlah pengakuan masyarakat adat lokal siapa sisuan bulu (sipungkah huta) maka diciptakanlah pohon silsilah untuk menunjukkan siapa tertua. nah, 'tertua' ini yang menjadi dasar klaim seseorang diangkat menjadi kepala nagari. Maka berlomba-lombalah marga di Tapanuli mengaku tertua. Belanda pusing dibuatnya, bingung sebab teknologi pemerintahan di Tapanuli tidak secanggih Sumatera Timur (ingat juga bahwa hanya di Sumatera Timur ada Korte Verlkaring sebab Belanda melihat kerajaan-kerajaan di situ mewakili rakyatnya sebagai negara). Maka ditugaskanlah Demang Wasinton Hutagalung bekas guru zending yang sudah mendapat pendidikan modern (zending) menulis silsilah yang disebut tarombo (Melayu: Terombo). Hutagulung dengan bantuan Belanda mengumpulkan orang-orangtua di Simanindo menjelaskan asal-usul marga ini (itu sebabnya marga batak bermula di Samosir, andai Hutagalung ke Balige mungkin marga itu bermula di sana). Ternyata simpang siur keterangan para orang tua ini. Pusing tidak ada keputusan maka Belanda menetapkan apa yang ditulis Hutagalung itu yang menjadi acuan. Karena Belanda yang menetapkan maka rakyat Tapanuli (yang belum semaju sekarang) mengiakan saja--meski tetap berdebat tentang siapa paling tua.
Nah, tentang Guru Tatea Bulan dan Raja Isumbaon--ini juga KHS adalah nama rekaan dari Hutagulung juga. Sebab di Toba tidak dikenal Guru yang ada adalah Datu, dan istilah raja sesungguhnya tidak ada di Toba, hanya ihutan. Baik istilah Guru dan Raja itu hanya ada di Sumatera Timur yang sudah dipengaruhi Hindu. Saya masih bisa menemukan kesan rekaan itu dalam suratnya Andreas Simangunsong mengundang orang Balige sekitarnya datang menggarap sawah di Simalungun. Di suratnya yang ditulis tahun 1920 itu disebutkan bahwa mereka (orang Toba) adalah keturunan Sori Maharadja Batak dari Sianjur Mula-mula. Istilah ini diambil Hutagalung dari Melayu Seri Maharaja. Jadi jelas sekali kalau tarombo yang dibuat oleh Hutagalung itu mitos dan karangan semata dalam rangka politik reorganisasi Tapanuli oleh Belanda. Penjelasan lebih lanjut boleh dibaca di buku Prof. Dr. Lance Castles, Tapanuli (1970) dan Prof. Dr. William Liddle, Ethnicity, 1970.



Juandaha Raya Purba Sebagai informasi saya mendapat kabar bahwa tahun ini Erond Litno Damanik, MSi akan membuat penelitian tentang istilah Batak dan asal-usul orang Batak itu dalam disertasi yang menurut beliau akan ditempuhnya di UKM Malaysia. Saya yakin setelah penemuan "istilah Batak oleh orang asing" dari Dr. Ichwan Azhari, makin banyak studi sejarah dan antropologi yang akan meruntuhkan sisa-sisa keyakinan animisme Batak dengan mitos Si Raja Batak itu (aneh juga kenapa tidak dibuat saja dulu Si Raja Sumatera)? Ha..ha..



Elvin Chrisyandi Saragih lanjut..
smkn menarik..


Juandaha Raya Purba Sekarang sudah ada pula istilah di Siantar ini "Si Raja Tega"
>>???



Hendry Damanik dong homa boruni Raja na dijabua an,, berarti sagala parinangon Boruni Raja,,anggo paramangon lang anakni Raja ??



Sita Damanik Naima tongon .


 Karles Hasiholan Sinaga  

Lawei Juanda Raya Purba:

Kita tidak membicarakan pribadi disini dan strata sosial masa lalu, Hemat saya itu tidak baik untuk simalungun sekarang, untuk itu saya tidak akan berkomentar.

Untuk membahas lebih jauh mengenai Guru Tetea Bulan dan Raja Isumbaon, tidak bijak membahas di sini, lagian nanti terlalu melebar.
Tapi Lawei bisa Tanya itu pada Pemangku Jonggi Manaor untuk Keturunan Guru Tetea Bulan (tidak termasuk Lontung) atau Pemangku Palti Raja untuk turunan Lontung, atau Pemangku Balige Raja, atau pemang ku Sisingamangara (turunan Sumba - Raja Isumbaon).
Mudah mudahan masih ada. Mereka tentu lebih paham. atau buku karya Pribumi : 'Batak Na Sae' tulisan Sitor situmorang bisa jadi punya nilai lebih sebagai pelengkap dari buku-buku barat.

Mengenai Dinasti Sorimangaraja, Saya pertama kali tahu Dinasti itu dari Buku "Tuanku Rao" yang di tulis MOP tapi ada orang yang mengaku sebagai titisan "Raja Batak Dari Dinasti Sorimangaraja", dia tinggal di Jakarta Bernama Prof. Sorimangaraja Sitanggang, dia mungkin bisa menerangkan lebih detail.

Saya bukan sejarawan, jadi saya tidak mendalaminya, hanya tentunya ada keingin tahuan akan lebih luas akan sejarang dari tempat yang di sebut para ahli sebagai Tanah Batak.

Konsen saya hanya kesatuan dan kebersamaan tapi tentunya bukan untuk mengatakan hitam itu putih atau putih itu hitam atau mengikuti yang abu2.

Sekalian belajar menerapkan Habonaron do Bona dalam berdikusi.

 Karles Hasiholan Sinaga  

Lawei Hendry Damanik : Kita tidak sedang membicarakan adat Toba dan Tapanuli tentunya....
Tentunya adat Simalungun harus di tegakkan di Tanah Simalungun.

 Juandaha Raya Purba  

Tulisan Conti, Pinto dll itu dari sisi kritik historisnya tidak serta merta berkaitan dengan term sekarang. Batec, Batta dari tulisan asing itu belum ada penelitian ilmiah yang mengkaitkan dengan penduduk pedalaman Tapanuli, yang pada waktu itu masih "terracognita" (dunia tidak dikenal). Yang disebut penulis Portugis dan Cina itu tentulah daerah pesisir Timur Sumatera yang sudah didatangi para petualang.

Karles Hasiholan Sinaga Semua kemungkinan masih ada, karena masih minimnya informasi yang didapat. Tapanuli malah masih istilah baru juga.
Dan mana yang lebih tua antara pesisir timur dan Barat?
Data yang bisa saya dapat Barus lah (Pesisir Barat) yang lebih di kenal oleh dunia luar ketimbang pantai timur Sumatra.
Semua kemungkinan masih terbuka lebar.

Karles Hasiholan Sinaga Sita Damanik : 

" Nasedih hutangar humbani HALAK toba i RUMAH ON iSIMALUNGUN do GAN kasar2 parsahapni HALAK PENDATANG TOBA ai ANGGO i SAMOSIR ,i BALIGE ;TARUTUNG BUJUR2 BEIDO sidea sada sama LAIN MASE sonai sidea hubanta SIMALUNGUN naha do ai TONGON ?"

Karles Hasiholan Sinaga :
Yang saya tahu pendatan itu dari daerah yang bernama Tapanuli (utara), Terus kenapa mereka kasar kasar, sementara di sekelingnya cenderung sopan dan halus (Mandailing, Simalungun, Toba (Samosir), bahkan Tapanuli Tengah.
Tidak ada rujukan yang saya dapat sampai saat ini, kecuali buku Tuanku Rao, karangan MOP, bisa kita baca bagaimana orang2 daerah ini sampai di katakan berpesta daging tentera paderi. Mungkin kepedihan dan penderitaan itulah yang membangun karakter baru kasar dan keras.
Tapi itu sebatas analisa sementara. Karena buku MOP juga masih kontroversi.
Tabe Ma.


Edy M. Damanik Malau Karles@ kalau masalah yg dikatakan Tongah Sita D itu, jawaban yg disampaikan Tulang B Saragih yg lebih tepat.
Itu relatif.
Bagi kita sudah sopan, bisa jd buat orang lain masih kasar.
Ada yg memberi salam dengan berciuman, ada dgn berjabat tangan. Demikian jg dgn kebiasaan2nya yg lain.


Juandaha Raya Purba Domma ma in lo, bani na mangaku Batak (=penunggang kuda, perampok, penyamun-KBBI) silakan, yang mengaku Nagur, Simalungun, silakan, tapi "anggo ahu pakon hasomanku sarumah pitah Jahowa do siihutkononnami" lang Siraja Batak, lang Siraja Simalungun atap Siraja Sumatera, atap Siraja Naro pe. Amen!


Dany Tupama Saragih Garingging dari yang aku baca, sebenarnya udah ada semacam kesepahaman. Yang masih ga beres tuh, ya judulnya topik ini. :))


Ali Hendra Sumbayak Raya Ini semua salah dasar yg d buat oleh org toba dan belanda.
Seandainya hutagalung itu tdk membuat nama siraja batak tapi si raja toba. Semuanya tdk akn seperti ini.
Kalau kt telusur arti dari kata siraja batak itu sendiri, berarti raja dari semua puak batak, atw asal/nenek moyang semua puak batak.
Ini yg membuat etnis yg d kelompokkn k dlm puak batak itu tdk setuju.
Tapi seandainya d ktakn siraja toba, pasti tdk ada yg complein.
Jd jgn memaksakn kehendk kpd suku lain.


Dany Tupama Saragih Garingging hahah, setuju bang Ali Ali Hendra Sumbayak Raya.. Jadi karena kepentingan (eksistensi simalungun) itulah maka terkadang saya sendiri tidak nyaman disebut orang batak. disisi lain, kepentingan lainnya spt politik, maka kita butuh suara org2 batak yang besar jumlahnya dan daya gedornya. pilih mana?


Ali Hendra Sumbayak Raya saya saran kan bagi org simalungun yg merasa batak, kembalilah ke tanah asal mu di asal muasal raja batak itu.
apakah anda yg org simalungun merasa berasal dari batak itu masih punya tanah disana?, masih punya kampung ataw keluarga dekat disana??
masih punya oppung disana??


Rado Purba Sidagambir batak = politik kotor kolonial (devide et inpera)


Ali Hendra Sumbayak Raya dimana anda selama ini bisa hidup dan melangsungkan kehidupan andaa?
tapi anda tidak menghargai pendapat penduduk aslinya padahal leluhur anda itu dulunya adalah budak di simalungun.
sadarlah jgn memaksakan kehendak.
anda2 ini selalu mengatakan agar tidak ada pepecahan di simlungun, tpi dengan ngototnya anda tanpa tidak sadarnya anda telah memicu peerpecahan tersebut.
sebenarnya tdk ada masalah jika anda yg berketurunan asal toba ini tidak jugul seperti sifat asli asal anda dan tidak memaksakan kehendak anda.


Ali Hendra Sumbayak Raya TOBA= TOALAN BABAH


Hendry Damanik lang pala ilanjut hita be ra tene,, horaskon 3x ,,HORAS,, HORASS,, HORASSS


Edy M. Damanik Malau Tidak hanya Simalungun yg berasal dr (marga) toba saja yg mengaku Batak Simalungun. Marga lain jg tdk sedikit yg mengakuinya.

Mengapa kita merasa paling berhak atas Simalungun ini???
Simalungun terbentuk atas/dari beberapa asal/keturunan.
Simalungun tdk berdasarkan satu garis keturunan.

Kita harus iingat betul itu.


Rado Purba Sidagambir sirik tanda tak mampu..


Karles Hasiholan Sinaga  
Dengan salam Habonaron Do Bona saya kira kita bisa sepakat bahwa :

1. Bahwa Silamungun Itu Majemuk dan berasal dari mana dan bisa juga bersaudara dari mana saja, mari saling menghargai dengan tidak mengklaim dan menyinggung satu sama lain, bahwa tiap marga dan keluargalah yang paling tahu silsilah mereka.

2. Bahwa semua orang di group ini adalah yang mengaku Bagian dari Simalungun yang adalah tempat semua penduduknya bernaung adalah berdaulat atas peradabannya, dan tidak bisa di intervensi siapapun. Tidak perlu saling curiga malah membenci satu sama lain.

3. Setiap daerah dengan etniknya, mempunyai cara berbeda dalam menggali dan menerapkan kebijakan dan kebajikan lokal untuk kemajuan daerah tersebut, begitu juga simalungun, mari kita besarkan Simalungun tanpa menghina keibijakan dan kebajikan tetangga kita, karena semua adalah berdaulat atas etniknya masing.

Maaf jika ada statement saya yang menyinggung.

Horas Horas Horas


Rado Purba Sidagambir THE END


Dany Tupama Saragih Garingging Dgn demikian, mau batak apa tidak, saya tetap simalungun. Perihal penghinaan thp etnis lain yang dilakukan oleh bbrp teman, itu sungguh terlalu sebenarnya. Semua suku itu sama derajatnya. Ayo lah jgn kembali ke gaya lampau yg rasis. Demikian juga dgn judul topic, rasis coy..


Edy M. Damanik Malau Kata orang bijak (bukan kata saya ya), biasanya yg suka marah-marah, menghina itu indikasi orang yg sudah "mentok".
sifat pecundang.


Hendry Damanik anggo domma i horaskon 3x bani adat simalungun salosei ma sada horja atap parbualan,, bual mokkap do goranni anggo lang berkesudahan,.