MAROEBOEN

Maroeboen adalah nama sebuah Partuanon di Harajaon Tanoh Djawa, Simaloengoen pada masa jaman Kerajaan-kerajaan di Sumatera Timur.

Minggu, 05 Agustus 2012

H Mangipuk Sinaga


Oleh : M Nur Irwansyah Sinaga, SH



RIWAYAT HIDUP
Haji Mangipuk Sinaga bin Radja Ihoet Sinaga bin Sanggah Goraha Sinaga bin Djoengmani Sinaga bin Oesoel Sinaga



Lahir di Huta Bayu Marubun, Kec Tanah Jawa, Simalungun, pada tanggal  5-10-1924.
Anak dari (alm) Tuan Raja Ihut Sinaga dgn (almh) Mariani br Tindaon.
  
 
Menikah bulan Juni tahun 1958 dengan Istri Hajjah Nurlen binti (alm) Ahmad Sanisi bin (alm) Haji Muhammad Noer (Alang).

Anak – anak :

1.     Muhammad Nur Alamsyah Sinaga SH
2.     Muhammad Nur Irwansyah Sinaga SH
3.     Ir. Hajjah Nurlelan br Sinaga
4.     dr. Hajjah Nurlelin br Sinaga
5.     Ardhi Bachri Sinaga
6.     Hajjah Nurlelun Sinaga SH

Cucu- cucu ;

1.     Andit Anggia Moyani br Sinaga(kakak)
2.     Muhammad Fakhru Reza Sinaga (Reza)
3.     Isti br Sinaga
4.     Muhammad Airlangga (Angga)
5.     Nayla Aflah br Sinaga
6.     Gusti Nugraha Pradipta Sinaga
7.     Amira Fatin br Sinaga
8.     Farrah Aqiela br Sinaga
9.     Muhammad Indra  Wardi Hadi Guna (wawan)

Tahun 1938 : lulus dari HIS Vervolk School di Tanah Jawa
Tahun 1945 : bergabung dengan Lasykar Rakyat (Napindo)
Tahun 1946 : bergabung dg Kesatuan Divisi X Polisi Tentara (umur 22 thn) dg Komandan bernama AH. Siagian.
Tahun 1947 : Diangkat menjadi Komandan Pleton Divisi X dengan pangkat Letnan satu, tugas mempertahankan Kota P. Siantar basis pertahanan Jembatan Sinaksak pada masa Agresi Meliter Belanda I. (Pada tanggal 29 Juli 1947, sejumlah 9 orang anggotanya gugur dan dikubur oleh masy Tambun dipimpin oleh lurah Marzuki), kemudian beliau membawa pasukannya mundur ke Simbolon dan bergabung dengan Mobrig.
Tahun 1949 : Bergerilya didaerah Tangga Batu Sitapulak Kec Tanah Jawa kemudian tertangkap oleh Militer Belanda dan ditahan di Pematang Siantar.
Tahun 1949: bulan Desember diperintahkan oleh Gubernur Militer F L. Tobing bertugas di Pemerintahan Sipil yaitu Panitia Negara menangani masalah Tanah Tanah Garapan Perkebunan Sumatera Timur.
Tahun 1953 : Diangkat menjadi Camat Tanjung Morawa, menangani masalah pentraktoran tanah garapan yang dikenal dengan Peristiwa Traktor Kuning, kemudian ditarik kembali ke Kantor Gubernur.
Tahun 1957 : Berdiri Departemen Agraria beliau diangkat menjadi KTU Inspeksi Agraria Sumatera Utara.
Tahun 1965 : s/d thn 1972 menduduki jabatan  Kepala Sub Direktorat Landreform, Direktorat Agraria Propinsi Sumatera Utara.
Tahun 1972 : s/d 1985 menduduki jabatan KTU Direktorat Agraria Propinsi Sumatera Utara dan pensiun dari PNS.
Tahun 1978 : Menunaikan Ibadah Haji bersama istri.
Tahun 1985 : s/d 1995 menjadi Pejabat Pembuat Akta Tanah wilayah Kerja Kotamadya Medan.

 Wafat : Jumat, 3 Pebruari 2012,  pukul 14.00 wib
    Dikebumikan Sabtu, 4 Pebruari 2012, ba’da zuhur.     

Riwayat Hidup ini disampaikan langsung oleh Beliau kepada Putranya yang bernama Muhammad Nur Irwansyah Sinaga SH, pada tahun 2005, dan beliau meminta untuk dicatat. Catatan Perjuangan Kemerdekaan beliau juga tercatat di dalam buku THE GOLDEN BRIGDE ( Jembatan Emas) 1945 yang dirangkum oleh Letnan Kolonel (Purn) Mansyur  dan di dalam buku TETES EMBUN DI BUMI SIMALUNGUN dirangkum oleh Drs. Haji Tukidjan Pranoto.
Yang diterbitkan oleh Yayasan Keluarga Juang 1945

Tidak ada komentar:

Posting Komentar