MAROEBOEN

Maroeboen adalah nama sebuah Partuanon di Harajaon Tanoh Djawa, Simaloengoen pada masa jaman Kerajaan-kerajaan di Sumatera Timur.

Rabu, 19 September 2012

Tolu Sahundulan Lima Saodoran

Posted by : M Nur Irwansyah Sinaga SH.


Untuk mengetahui Susunan Masyarakat Adat di Simalungun dapat kita ketahui dari Falsafah Adat Simalungun yaitu  “Tolu Sahundulan Lima Saodoran” artinya 3 (tiga) kedudukan di sandang oleh 5 (lima) manusia.

3 (tiga) Kedudukan itu adalah :
1. Tondong
   2. Sanina
   3. Anak Boru

5 (lima) Manusia itu adalah :
1. Tondong
2. Sanina
3. Suhut
4. Anak Boru Jabu
5. Anak boru Mantori

Sebelum membahas 3 kedudukan diatas menurut fungsinya (hak dan kewajiban) harus di ketahui dulu apa yg di maksud dengan SUHUT,

SUHUT :
Suhut adalah tuan rumah yg mengadakan pesta atau pekerjaan yg berkaitan dengan Adat.
Misalnya: Suhut hendak mengawinkan anak Pria atau Wanita.
Tuan Rumah (Suhut) bersama dgn saudara2 se-Bapak dan se-Nenek disebut juga Suhut Sapangakkonon artinya saudara2 se-ayah dan se-nenek, teman bersantap.

TONDONG :
Kedudukan Tondong adalah yg tertinggi dari kedudukan manusia lainnya dalam fungsi Adat Simalungun.

Tondong itu dianggap Tuhan di bumi yg bgt mulia begitu dihormati dan kedudukannya  yg tertinggi di dalam suatu kekerabatan.
Tondong yg memberikan Restu (pasu-pasu) kpd anak borunya, selain dari Hak dan kewajibannya menurut Adat yg berlaku.

Tondong : merupakan kumpulan keluarga dari Istri dan Saudara2nya,
terdiri dari :
-       Orang tua (Paman) dan saudara dari Pengantin Wanita
-       Saudara laki2 dari Ibu (Tulang Pamupus)
-       Paman dari Paman (Tondong ni Tondong)

SANINA :
Merupakan saudara kandung, saudara dari lain nenek, saudara semarga,  semarga tp tdk mempunyai hubungan darah, pariban dari marga lain, teman sepergaulan.



ANAK BORU :
Adalah sbg pembantu utama didalam melaksanakan suatu pesta atau kerja jg  sbg protokol  dalam pelaksanaan acara adat dari pihak Tondong.
Anak Boru mempunyai kewajiban memberikan perlengkapan berupa barang2 yg diperlukan, kata2 nasehat dan petuah2 yg berguna.
Anak boru berhak menerima jambar boli (menerima boli ni boru) apabila Suhut mengawinkan anak boru
Anak Boru  berkewajiban memberi bantuan.(manumpaki) Suhut berupa uang tunai utk Sinamot (uang Mas Kawin) yg akan diserahkan Suhut kpd pihak mempelai wanita, dan berhak menerima jambar sesuai dgn ketentuan Adat.

Anak boru terdiri  dari :
Anak Boru Jabu : Ipar (suami dr adik perempuan), menantu dan Panogolan (Kemanakan = anak2 dr adik perempuan).
Suami dari anak Wanita dari keluarga  ambou dan suaminya (Anak boru Sintua) anaknya disebut Panogolan

Anak Boru Mantori : Kelompok keluarga dari suami saudara Wanita dan ipar2nya.


Dari penyelenggaraan pesta perkawinan ini, Keluarga Pengantin Pria menyebut TONDONG kepada pihak Keluarga Pengantin Wanita dan sebaliknya
Pihak  Keluarga Pengantin Wanita menyebut Anak Boru kepada Pihak Pengantin Pria, dan kedua belah pihak sama kedudukannya sebagai SUHUT di keluarga masing2.

Didalam pelaksanaan Adat posisi kedua belah pihak jg diatur :

Pihak Pengambil terdiri dari :
a. Suhut dan Sanina berkelompok di 1 sudut.
b. Tondong berkelompok di 1 sudut
c. Anak boru (jabu & Mantori)  berkelompok di 1 sudut.

Pihak Pemberi terdiri dari :
a. Suhut dan Sanina berkelompok di 1 sudut
b. Tondong berkelompok di 1 sudut
c. Anak Boru (jabu & Mantori ) di 1 sudut.

Duduknya pihak Tondong (pemberi) ditempatkan pada kedudukan terhormat (Iluluan) dan duduknya pihak Anak Boru (pengambil) ditempatkan berhadapan.

Posisi tsb diatas dalam upacara adapt disebut Horja Marhajabuon yaitu Acara Adat dalam pesta perkawinan Simalungun.

Martutur :

Artinya bercerita. Mengenai hubungan kekerabatan antara diri sendiri dengan orang lain sehingga dapat ditentukan kedudukan dirinya  dg lawannya bicara.didalam kedudukan Adat.
Masing2 saling bertanya bergantian atau berselang seling diantara pembicaraan mereka dan baru berakhir apabila kedua belah pihak telah dapat menentukan sebutan atau panggilan dalam hubungan pertalian kekerabatan antara mereka dikedua belah pihak.

Sebutan Kekeluargaan dalam Adat Simalungun) :

Tutur Langsung (Manorus)

Bapa = Bapak / Ayah
Inang = Ibu
Abang = Saudara laki2 yg lebih tua dr kita
Anggi = adik laki2
Botou (nasibotou) = Saudara  perempuan
Ompung =  Orang tua Ayah/ibu
Tulang = Sdr laki2 dr pihak ibu/pariban ibu, ayah dari besan.
Ambou = Saudara perempuan bapak/pariban bapak. Utk wanita : ibu dari suami, ambou suami, mertua dr ipar perempuan
Mangkela (Makkela) = suami dr saudara perempuan ayah
Atturang = Ibu mertua, istri tulang, ibu dari besan
Anak boru=: Pihak Ipar
Anggi/Ambia = adik laki2/panggilan kpd anak
Besan (nasibesan) = istri dr saudara lelaki istri kita (lawei) dan saudara istri kita.
Kaha = panggilan kpd istri saudara laki2 yg lebih tua.
Nasianggi =  panggilan kepada istri dari adik
Lawei = tutur laki2 kpd suami dari saudara perempuannya, tutur laki2 kpd suami dr anak perempuan ambounya (botou banua)
Botou banua = anak perempuan ambou, bagi perempuan = putra tulang
Gawei = tutur perempuan kpd istri saudara laki2nya
Niombah =
Panogolan = Anak dari saudara perempuan
Parumaen = Menantu perempuan, istri keponakan, panggilan amboru dan makela kpd istri kita.
Hela = Suami dr anak perempuan kita (menantu laki2) dan dari kakak/adik kita.
Pahompu = Cucu
Nono = Cucu dari anak laki2
Nini = Cucu dari anak perempuan/boru
Sima-sima = anak dari Nono/nini
Siminik = Cucu dari Nono/nini
Pargotong = Suami (lelaki yg sdh berkeluarga)
Pariban =  panggilan kpd sesama suami dr istri2 mereka yg bersaudara kandung

Tutur Kelompok (Holmouan)

Ompung Nini = ayah dari opung.
Ompung Martinodohon = saudara kandung dr ompung
Bapa Godang = Saudara laki2 tertua dari Bapak
Bapa Tua = Abang bapak
Bapa Tongah = Saudara laki2 Bapak yg urutannya dtengah
Bapa Anggian/Gian = Saudara laki2 Bapak yg di bawahnya (adik)
Tulang Pamupus = Sdr laki2 kandung dr ibu
Tondong = Sdr laki2 dr istri atau kelompok keluarga istri juga ibu kita
Tondong Bolon = Orang tua atau saudara laki2 dari istri/suami
Tondong Pamupus = Pambuatan ayah kandung kita
Tondong Mata ni Ari = Pambuatanompung kita
Tondong Mangihut =
Anak boru Jabu =
Panogolan = anak laki2/perempuan dari saudara perempuan
Boru Ampuan = Hela (suami dari anak perempuan kita)
Anak boru Mintori = suami/istri dari Panogolan
Anak boru Mangihut =  ipar dari sasudara perempuan
Anak boru Sanina =

Tutur Kehormatan (Natipak)

Kaha = panggilan kpd istri saudara laki2 yg lebih tua
              Wanita = utk memanggil suami boru dari kakak ibu
Nasi Kaha = panggilan istri kpd sasudara laki2 kita yg lebih tua.
Nasi Anggiku = panggilan utk istri dari adik .
Anggi = Adik
Ham = panggilan kpd org tua kita (yg memelihara kita) atau org lain yg sebaya
             Tp belum diketahui hubungan kekerabatannya dgn kita.
Handian = serupa penggunaannya dgn Ham, tetap menunjukkan lebih dr 1 org.
Dosan = panggilan sesama org yg sudah tua.
Anaha = panggilan org2 tua kpd anak laki2 yg masih muda.
Abang = panggilan kpd saudara laki2 yg lebih tua, atau derajatnya lebih tinggi
Kakak = panggilan anak perempuan kpd saudara laki2nya yg lebih tua.
Ambia = Panggilan sesama laki2 yg sebaya atau yg dibawahnya.
Ho = panggilan kpd org yg derajatnya rendah, atau panggilan bergurau krn akrab
Hanima = sebutan kpd istri (kasar), kpd org banyak yg lebih rendah derajatnya.
Nasiam = sebutan kpd banyak org yg derajatnya lebih tinggi.
Akkora = sebutan org tua kpd anak perempuan yg dekat kekerabatannya.
Tuan = digunakan utk kturunan Raja atau Bangsawan (masa Kerajaan).
Sibursok = panggilan kpd anak laki2 yg baru lahir.
Sitatap = panggilan kpd anak perempuan yg baru lahir.



Tutur didalam Tolu Sahundulan Lima Saodoran :

TONDONG :
Tulang Pamupus = Paman Kandung (Saudara Pria dari Ibu)
Tondong Bona = Kelompok ibu dan saudaranya dari bapak.
Tondong ni tondong = Paman dari paman kandung
Sanina ni tondong = Keseluruhan kerabat dari keluarga tondong.

SANINA :
Suhut Bona = Tuan rumah dan saudara kandung dari satu nenek
Suhut Bolon/sapangangkonon = Anak keturunan nenek dan saudara kandung
Sanina = saudara tuan rumah dari nenek yg lebih jauh, semarga, pariban dll

oleh Suhu Omtatok

5 komentar:

  1. Iwan tulisan ini cukup informatif. Tapi ada beberapa tutur yang saya ragukan (asli Simalungun) yaitu "sibursok" dan "sitatap"

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Coba buat artikel yang meceritakan tata cara dalam acara pernikahan Simalungun dan juga tata cara adat maraujung goluh, dan aplikasi pengisi acara di jelskan itu siapa2 saja dan siapa mereka.

    BalasHapus
  4. Aha do Sartini tulisanmu on mengenai "Tondong Bona"???.
    Anggo lape studi ham, Jumpah ham ma au ase Marbuali hita.

    BalasHapus