Posted by : M Nur Irwansyah Sinaga SH.
Untuk
mengetahui Susunan Masyarakat Adat di Simalungun dapat kita ketahui dari
Falsafah Adat Simalungun yaitu “Tolu
Sahundulan Lima Saodoran” artinya 3 (tiga) kedudukan di sandang oleh 5 (lima) manusia.
3
(tiga) Kedudukan itu adalah :
1. Tondong
2. Sanina
3. Anak Boru
5
(lima) Manusia
itu adalah :
1. Tondong
2. Sanina
3. Suhut
4. Anak Boru Jabu
5. Anak boru Mantori
Sebelum
membahas 3 kedudukan diatas menurut fungsinya (hak dan kewajiban) harus di
ketahui dulu apa yg di maksud dengan SUHUT,
SUHUT :
Suhut
adalah tuan rumah yg mengadakan pesta atau pekerjaan yg berkaitan dengan Adat.
Misalnya:
Suhut hendak mengawinkan anak Pria atau Wanita.
Tuan
Rumah (Suhut) bersama dgn saudara2 se-Bapak dan se-Nenek disebut juga Suhut Sapangakkonon artinya saudara2
se-ayah dan se-nenek, teman bersantap.
TONDONG :
Kedudukan
Tondong adalah yg tertinggi dari kedudukan manusia lainnya dalam fungsi Adat
Simalungun.
Tondong
itu dianggap Tuhan di bumi yg bgt mulia begitu dihormati dan kedudukannya yg tertinggi di dalam suatu kekerabatan.
Tondong
yg memberikan Restu (pasu-pasu) kpd anak borunya, selain dari Hak dan
kewajibannya menurut Adat yg berlaku.
Tondong
: merupakan kumpulan keluarga dari Istri dan Saudara2nya,
terdiri
dari :
-
Orang
tua (Paman) dan saudara dari Pengantin Wanita
-
Saudara
laki2 dari Ibu (Tulang Pamupus)
-
Paman
dari Paman (Tondong ni Tondong)
SANINA :
Merupakan
saudara kandung, saudara dari lain nenek, saudara semarga, semarga tp tdk mempunyai hubungan darah,
pariban dari marga lain, teman sepergaulan.
ANAK BORU :
Adalah
sbg pembantu utama didalam melaksanakan suatu pesta atau kerja jg sbg protokol
dalam pelaksanaan acara adat dari pihak Tondong.
Anak
Boru mempunyai kewajiban memberikan perlengkapan berupa barang2 yg diperlukan,
kata2 nasehat dan petuah2 yg berguna.
Anak
boru berhak menerima jambar boli (menerima boli ni boru) apabila Suhut
mengawinkan anak boru
Anak
Boru berkewajiban memberi
bantuan.(manumpaki) Suhut berupa uang tunai utk Sinamot (uang Mas Kawin) yg
akan diserahkan Suhut kpd pihak mempelai wanita, dan berhak menerima jambar
sesuai dgn ketentuan Adat.
Anak
boru terdiri dari :
Anak Boru Jabu : Ipar (suami dr adik perempuan),
menantu dan Panogolan (Kemanakan = anak2 dr adik perempuan).
Suami
dari anak Wanita dari keluarga ambou dan
suaminya (Anak boru Sintua) anaknya disebut Panogolan
Anak Boru Mantori : Kelompok keluarga dari suami
saudara Wanita dan ipar2nya.
Dari
penyelenggaraan pesta perkawinan ini, Keluarga Pengantin Pria menyebut TONDONG
kepada pihak Keluarga Pengantin Wanita dan sebaliknya
Pihak Keluarga Pengantin Wanita menyebut Anak Boru kepada Pihak Pengantin Pria, dan kedua belah pihak sama kedudukannya sebagai SUHUT di keluarga masing2.
Pihak Keluarga Pengantin Wanita menyebut Anak Boru kepada Pihak Pengantin Pria, dan kedua belah pihak sama kedudukannya sebagai SUHUT di keluarga masing2.
Didalam
pelaksanaan Adat posisi kedua belah pihak jg diatur :
Pihak
Pengambil terdiri dari :
a. Suhut dan Sanina berkelompok di 1
sudut.
b. Tondong berkelompok di 1 sudut
c. Anak boru (jabu & Mantori) berkelompok di 1 sudut.
Pihak
Pemberi terdiri dari :
a. Suhut dan Sanina berkelompok di 1
sudut
b. Tondong berkelompok di 1 sudut
c. Anak Boru (jabu & Mantori ) di
1 sudut.
Duduknya
pihak Tondong (pemberi) ditempatkan pada kedudukan terhormat (Iluluan) dan
duduknya pihak Anak Boru (pengambil) ditempatkan berhadapan.
Posisi
tsb diatas dalam upacara adapt disebut Horja Marhajabuon yaitu Acara Adat dalam
pesta perkawinan Simalungun.
Martutur :
Artinya
bercerita. Mengenai hubungan kekerabatan antara diri sendiri dengan orang lain
sehingga dapat ditentukan kedudukan dirinya
dg lawannya bicara.didalam kedudukan Adat.
Masing2
saling bertanya bergantian atau berselang seling diantara pembicaraan mereka
dan baru berakhir apabila kedua belah pihak telah dapat menentukan sebutan atau
panggilan dalam hubungan pertalian kekerabatan antara mereka dikedua belah
pihak.
Sebutan Kekeluargaan dalam
Adat Simalungun) :
Tutur Langsung (Manorus)
Bapa
= Bapak / Ayah
Inang
= Ibu
Abang
= Saudara laki2 yg lebih tua dr kita
Anggi
= adik laki2
Botou
(nasibotou) = Saudara perempuan
Ompung
= Orang tua Ayah/ibu
Tulang
= Sdr laki2 dr pihak ibu/pariban ibu, ayah dari besan.
Ambou
= Saudara perempuan bapak/pariban bapak. Utk wanita : ibu dari suami, ambou
suami, mertua dr ipar perempuan
Mangkela
(Makkela) = suami dr saudara perempuan ayah
Atturang
= Ibu mertua, istri tulang, ibu dari besan
Anak
boru=: Pihak Ipar
Anggi/Ambia
= adik laki2/panggilan kpd anak
Besan
(nasibesan) = istri dr saudara lelaki istri kita (lawei) dan saudara istri
kita.
Kaha
= panggilan kpd istri saudara laki2 yg lebih tua.
Nasianggi
= panggilan kepada istri dari adik
Lawei
= tutur laki2 kpd suami dari saudara perempuannya, tutur laki2 kpd suami dr
anak perempuan ambounya (botou banua)
Botou
banua = anak perempuan ambou, bagi perempuan = putra tulang
Gawei
= tutur perempuan kpd istri saudara laki2nya
Niombah
=
Panogolan
= Anak dari saudara perempuan
Parumaen
= Menantu perempuan, istri keponakan, panggilan amboru dan makela kpd istri
kita.
Hela
= Suami dr anak perempuan kita (menantu laki2) dan dari kakak/adik kita.
Pahompu
= Cucu
Nono
= Cucu dari anak laki2
Nini
= Cucu dari anak perempuan/boru
Sima-sima
= anak dari Nono/nini
Siminik
= Cucu dari Nono/nini
Pargotong
= Suami (lelaki yg sdh berkeluarga)
Pariban
= panggilan kpd sesama suami dr istri2
mereka yg bersaudara kandung
Tutur Kelompok
(Holmouan)
Ompung
Nini = ayah dari opung.
Ompung
Martinodohon = saudara kandung dr ompung
Bapa
Godang = Saudara laki2 tertua dari Bapak
Bapa
Tua = Abang bapak
Bapa
Tongah = Saudara laki2 Bapak yg urutannya dtengah
Bapa
Anggian/Gian = Saudara laki2 Bapak yg di bawahnya (adik)
Tulang
Pamupus = Sdr laki2 kandung dr ibu
Tondong
= Sdr laki2 dr istri atau kelompok keluarga istri juga ibu kita
Tondong
Bolon = Orang tua atau saudara laki2 dari istri/suami
Tondong
Pamupus = Pambuatan ayah kandung kita
Tondong
Mata ni Ari = Pambuatanompung kita
Tondong
Mangihut =
Anak
boru Jabu =
Panogolan
= anak laki2/perempuan dari saudara perempuan
Boru
Ampuan = Hela (suami dari anak perempuan kita)
Anak
boru Mintori = suami/istri dari Panogolan
Anak
boru Mangihut = ipar dari sasudara
perempuan
Anak
boru Sanina =
Tutur Kehormatan
(Natipak)
Kaha
= panggilan kpd istri saudara laki2 yg lebih tua
Wanita = utk memanggil suami boru dari kakak ibu
Nasi
Kaha = panggilan istri kpd sasudara laki2 kita yg lebih tua.
Nasi
Anggiku = panggilan utk istri dari adik .
Anggi
= Adik
Ham
= panggilan kpd org tua kita (yg memelihara kita) atau org lain yg sebaya
Tp belum diketahui hubungan kekerabatannya dgn
kita.
Handian
= serupa penggunaannya dgn Ham, tetap menunjukkan lebih dr 1 org.
Dosan
= panggilan sesama org yg sudah tua.
Anaha
= panggilan org2 tua kpd anak laki2 yg masih muda.
Abang
= panggilan kpd saudara laki2 yg lebih tua, atau derajatnya lebih tinggi
Kakak
= panggilan anak perempuan kpd saudara laki2nya yg lebih tua.
Ambia
= Panggilan sesama laki2 yg sebaya atau yg dibawahnya.
Ho
= panggilan kpd org yg derajatnya rendah, atau panggilan bergurau krn akrab
Hanima
= sebutan kpd istri (kasar), kpd org banyak yg lebih rendah derajatnya.
Nasiam
= sebutan kpd banyak org yg derajatnya lebih tinggi.
Akkora
= sebutan org tua kpd anak perempuan yg dekat kekerabatannya.
Tuan
= digunakan utk kturunan Raja atau Bangsawan (masa Kerajaan).
Sibursok
= panggilan kpd anak laki2 yg baru lahir.
Sitatap
= panggilan kpd anak perempuan yg baru lahir.
Tutur didalam Tolu Sahundulan
Lima Saodoran :
TONDONG :
Tulang
Pamupus = Paman Kandung (Saudara Pria dari Ibu)
Tondong
Bona = Kelompok ibu dan saudaranya dari bapak.
Tondong
ni tondong = Paman dari paman kandung
Sanina
ni tondong = Keseluruhan kerabat dari keluarga tondong.
SANINA :
Suhut
Bona = Tuan rumah dan saudara kandung dari satu nenek
Suhut
Bolon/sapangangkonon = Anak keturunan nenek dan saudara kandung
Sanina
= saudara tuan rumah dari nenek yg lebih jauh, semarga, pariban dll
oleh Suhu Omtatok
Iwan tulisan ini cukup informatif. Tapi ada beberapa tutur yang saya ragukan (asli Simalungun) yaitu "sibursok" dan "sitatap"
BalasHapusbagus (y)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusCoba buat artikel yang meceritakan tata cara dalam acara pernikahan Simalungun dan juga tata cara adat maraujung goluh, dan aplikasi pengisi acara di jelskan itu siapa2 saja dan siapa mereka.
BalasHapusAha do Sartini tulisanmu on mengenai "Tondong Bona"???.
BalasHapusAnggo lape studi ham, Jumpah ham ma au ase Marbuali hita.