oleh : M Muhar Omtatok
Masyarakat Simalungun
dibeberapa tempat di kecamatan Sipispis Kabupatn Serdang Bedagai, misalnya,
mengenal beberapa ragam partuturan tersendiri. Tutur “Uppun”dipergunakan
setara dengan tutur “Tulang”, “Ambei”
sebagai pengganti tutur “Anturang”. Bahkan ada beberapa
tutur lain yang mungkin saja dipengaruhi oleh resam Melayu, seperti “Atoq”
(Ompung), “Ussu/Pakcik” (Bapa Anggi), “Ocik”
(Inang Anggi) atau “Bundei” (Ambou).
Di wilayah bekas kerajaan
Padang di Tebingtinggi. Turunan Raja Padang yang bermarga Saragih Dasalah serta
turunan Datuk Bandar Kajum yang bermarga Damanik, sama sekali memakai tutur
kekerabatan berdasarkan puak Melayu. Tutur Atok, Nenek atau Andong, Ayah, Abah,
Akak, Ulong, Angah, Uncu, Pakcik, Makcik, Uwak dan sebagainya.
Jika Puak Melayu, misalnya,
tutur Tengku Ayah untuk kalangan bangsawan, acapkali diucapkan dengan kata “Entu”
(Ayahanda), sebutan Ibunda/Bunda/Bunde menjadi “Ende”,
Emak Kecik menjadi “Makcik/Ocik”, Bapak Kecik menjadi
“Pakcik”; diSimalungun bentuk
ini juga ada.
Orang Simalungun juga biasa
mengucapkan untuk tutur Mangkela menjadi “Kela”,
Anturang menjadi “Turang”, Bapa Gian menjadi “Pagian/Kian”
dan lain sebagainya. Dikalangan Bangsawan Sidamanik, merasa lebih akrab jika
mengucapkan tutur Bapa menjadi “Apa”
saja.
Partuturan dalam suku
Simalungun di bagi ke dalam 3 kategori menurut kedekatan hubungan seseorang,
yaitu
Tutur manorus (langsung)
Perkerabatan yang langsung
terkait dengan diri sendiri.
* Ompung (baca Oppung):
orangtua ayah atau ibu, saudara (kakak/adik) dari orangtua ayah atau ibu
* Bapa: ayah, dibeberapa
wilayah yang berbatasan dengan kultur Toba ada yang menyebut Amang, yang
berkolaborasi dengan resam Melayu ada yang menyebut Ayah
* Inang: ibu
* Abang: saudara lelaki yang
lahir lebih dulu dari kita.
* Anggi: adik lelaki; saudara
lelaki yang lahir setelah kita.
* Botou: saudara perempuan
(baik lebih tua atau lebih muda).
* Ambou/Amboru: saudara
perempuan ayah; saudara perempuan pariban ayah; saudara perempuan mangkela.
Bagi wanita: orangtua dari suami kita; ambou dari suami kita; atau mertua dari
saudara ipar perempuan kita.
* Mangkela (baca: Makkela):
suami dari saudara perempuan dari ayah
* Tulang: saudara lelaki ibu;
saudara lelaki pariban ibu; ayah dari besan
* Anturang: istri dari tulang;
ibu dari besan
* Parumaen: istri dari anak;
istri dari keponakan; anak perempuan dari saudara perempuan istri; amboru dan
mangkela kita memanggil istri kita parmaen
* Nasibesan: istri dari
saudara (Ipar) lelaki dari istri kita atau saudara istri kita
* Hela: suami dari puteri
kita; suami dari puteri dari kakak/adik kita
* Gawei: hubungan wanita
dengan istri saudara lelakinya
* Lawei: hubungan laki-laki
dengan suami dari saudara perempuannya; panggilan laki-laki terhadap putera
ambou; hubungan laki-laki dengan suami dari puteri ambou (botoubanua).
* Botoubanua: puteri ambou;
bagi wanita: putera tulang
* Pahompu(baca:Pahoppu):
cucu; anak dari botoubanua; anak pariban
* Nono: pahompu dari anak
(lelaki)
* Nini: cucu dari boru
* Sima-sima: anak dari Nono/Nini
* Siminik: cucu dari
Nono/Nini
Tutur holmouan (kelompok)
Melalui tutur Holmouan ini
bisa terlihat bagaimana berjalannya adat Simalungun
* Ompung Nini: ayah dari
ompung
* Ompung Martinodohon:
saudara (kakak/adik) dengan ompung
* Ompung : ayah kandung dari
ayah, kalau nenek perempuan disebut inang tutua
* Bapa Tua: saudara lelaki
paling tua dari ayah
* Bapa Godang: saudara lelaki
yang lebih tua dari ayah, di beberapa tempat biasa juga disebut bapa tua
* Inang Godang: istri dari
bapa godang
* Bapa Tongah: saudara lelaki
ayah yang lahir dipertengahan (bukan paling tua, bukan paling muda)
* Inang Tongah: istri dari
bapa tongah
* Bapa Gian / Bapa Anggi:
saudara lelaki ayah yang lahir paling belakang
* Inang Gian / Inang Anggi:
istri dari bapa gian/Anggi
* Sanina / Sapanganonkon:
saudara satu ayah/ibu
* Pariban: sebutan bagi orang
yang dapat kita jadikan pasangan (suami atau istri) atau adik/kakaknya
* Tondong Bolon: pambuatan
(orang tua atau saudara laki dari istri/suami) kita
* Tondong Pamupus: pambuatan
ayah kandung kita
* Tondong Mata ni Ari:
pambuatan ompung kita
* Tondong Mangihut
* Anakborujabu: sebagai
pimpinan dari semua boru, anakborujabu dituakan karena bertanggung jawab pada
tiap acara suka/duka Cita.
* Panogolan: kemenakan; anak
laki/perempuan dari saudara perempuan
* Boru Ampuan: hela kandung
yang menikahi anak perempuan kandung kita
* Anakborumintori:
istri/suami dari panogolan
* Anakborumangihut: lawei
dari botou
* Anakborusanina
Tutur natipak (kehormatan)
Tutur natipak digunakan
sebagai pengganti nama dari orang yang diajak berbicara sebagai tanda hormat.
* Kaha: digunakan pada istri
dari saudara laki-laki yang lebih tua. Bagi wanita, kaha digunakan untuk
memanggil suami boru dari kakak ibu.
* Nasikaha: digunakan istri
kita untuk memanggil saudara laki kita yang lebih tua
* Nasianggiku: untuk
memanggil istri dari adik
* Anggi : adik
* Ham: digunakan pada orang
yang membesarkan/memelihara kita (orang tua) atau pada orang yang seumur yang
belum diketahui hubungannya dengan kita
* Handian: serupa
penggunaannya dengan ham, tapi memiliki arti yang lebih luas.
* Dosan: digunakan tetua
terhadap sesama tetua
* Anaha: digunakan tetua
terhadap anak muda laki
* Kakak: digunakan anak
perempuan kepada saudara lakinya yang lebih tua
* Ambia: Panggilan seorang
laki terhadap laki lain yang seumuran atau bawahan.
* Ho: untuk orang yang
derajadnya rendah. Atau panggilan bergurau bagi orang yang sudah akrab
(sakkan).
* Hanima: sebutan untuk istri
(kasar) atau pada orang yang berderajad lebih rendah dari kita (jamak, lebih
dari seorang)
* Nasiam: sebutan untuk yang
secara kekerabatan berderajad di atas (jamak, lebih dari seorang)
* Akkora: sebutan orang tua
bagi anak perempuan yang dekat hubungan kekerabatannya
* Abang: panggilan pada
saudara laki yang lebih tua atau yang berderajad lebih dari kita
* Tuan: dulu digunakan untuk
keturunan Raja atau bangsawan
* Sibursog: sebutan bagi anak
laki yang baru lahir
* Sitatap: sebutan bagi anak
perempuan yang baru lahir
* Awalan Pan/Pang: sebutan
bagi seorang Laki yang sudah memiliki Anak, misal anaknya Doni, maka Ayahnya
disebut pan-Doni/pang-Doni.
* Awalan Nang/Nan: sebutan
bagi seorang perempuan yang sudah memiliki anak, misal anaknya Doni, maka
ibunya disebut nan-Doni/nang-Doni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar