Disadur : Girsang Vision
Diteruskan : M Nur Irwansyah Sinaga SH.
Kota
Pematangsiantar adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota
terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Karena letak Pematangsiantar
yang strategis, ia dilintasi oleh Jalan Raya Lintas Sumatera. Kota ini memiliki
luas wilayah 79,97 km2 dan berpenduduk sebanyak 240.787 jiwa (2000).
Kota Pematangsiantar yang
hanya berjarak 128 km dari Medan dan 52 km dari Parapat sering menjadi kota
perlintasan bagi wisatawan yang hendak ke Danau Toba. Sebagai kota penunjang
pariwisata di daerah sekitarnya, kota ini memiliki 8 hotel berbintang, 10 hotel
melati dan 268restoran. Di kota ini masih banyak terdapat sepeda motor BSA
model lama sebagai becak bermesin yang menimbulkan bunyi yang keras.
Wakil Presiden Republik
Indonesia yang ke-3 Adam Malik, lahir di kota ini pada 22 Juli 1917. Kota ini
pernah menerima Piala Adipura pada tahun 1993 atas kebersihan dan kelestarian
lingkungan kotanya. Sementara itu, karena ketertiban pengaturan lalu lintasnya,
kota ini pun meraih penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha pada tahun 1996.
Sektor industri yang menjadi
tulang punggung perekonomian kota yang terletak di tengah-tengah Kabupaten
Simalungun ini adalah industri besar dan sedang. Dari total kegiatan ekonomi di
tahun 2000 yang mencapai Rp 1,69 trilyun, pangsa pasar industri mencapai 38,18
persen atau Rp 646 miliar. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyusul di
urutan kedua, dengan sumbangan 22,77 persen atau Rp 385 miliar.
Sejarah
Sebelum proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan daerah kerajaan
Siantar. Pematangsiantar yang berkedudukan di pulau Holing dan raja terakhir
dari dinasti keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sangnawaluh Damanik, yang
memegang kekuasan sebagai raja tahun 1906.
Disekitar Pulau Holing
kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat tinggal penduduk diantaranya
Kampung Suhi Haluan, Siantar Kahean, Pantoan,Suhi Bah Bosar,dan Tomuan.
Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu
:
Pulau Holing menjadi Kampung
Pematang.
Siantar Bayu menjadi Kampung
Pusat Kota.
Suhi Kahean menjadi Kampung
Sipinggol-pinggol, Kampung Melayu, Martoba, Sukadame dan Bane.
Suhi Bah Bosar menjadi
Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan Martimbang.
Setelah Belanda memamusuki
daerah Sumatera Utara, Simalungun menjadi Daerah kekuasaan Belanda sehingga
pada tahun 1907 berakhirlah kekuasaan raja-raja. Controleur Belanda yang semula
berkedudukan di perdagngngan pada tahun 1907 dipindahkan ke Pematangsiantar.
Sejak itu Pematangsiantar berkembang menjadi daerah yang banyak dikunjungi pendatang
baru, Bangsa Cina mendiami Kawasan Tiombang Galung dan Kampung melayu.
Pada tahun 1910 didirikan
Badan Persiapan Kota Pematangsiantar. Kemudian Pada tanggal 1 Juli 1917
berdasarkan Stad Blad No.285 Pematangsiantar berubah menjadi Geemente yang mempunyai
otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Blad No.717 berubah
menjadi Geemente yang mempunyai Dewan.
Pada jaman Jepang berubah
menjadi Siantar Estate dan Dewan dihapus. Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Pematangsiantar kembali menjadi daerah Otonomi. Berdasarkan UU No.22/1948
status geemente menjadi kota kabupaten Simalungun dan Walikota di rangkap oleh
Bupati Simalungun sampai 1957.
Berdasarkan UU No1/1957
berubah menjadi Kota Praja penuh dan dengan keluarnya UU No.18/1965 berubah
menjadi Kotamadya, dan dengan keluarnya UU No.5/1974 Tentang pokok-pokok
pemerintah di daerah berubah menjadi daerah tingkat II Pematangsiantar sampai
sekarang.
Kecamatan
Kota Pematangsiantar terdiri
dari 8 kecamatan yaitu:
Siantar Barat
Siantar Marihat
Siantar Martoba
Siantar Selatan
Siantar Timur
Siantar Utara
Siantar Marimbun
Siantar Sitalasari
Infrastruktur
Pendidikan
Di kota Pematangsiantar
terdapat Sekolah Tinggi Theologia HKBP, yang kampusnya terletak di Jl.
Sangnawaluh No. 6. Juga terdapat Universitas Simalungun atau disingkat USI.
Selain itu kota ini juga tempat dimana Akademi seperti AMIK Multicom,AMIK Tunas
Bangsa, dan AMIK Parbina Nusantara berdiri.
Terdapat juga sekolah-sekolah
swasta besar seperti Methodist, Sultan Agung, Kalam Kudus, Taman Asuhan, Taman
Siswa,SMK Parbina Nusantara,SMA Budi Mulia,SMA Bintang Timur dan SMA Seminari.
Sekolah-sekolah swasta
tersebut telah menghasilkan murid-murid berprestasi yang bertanding di
ajang-ajang olahraga nasional.
Secara total, Pematang
Siantar memiliki 160 Sekolah Dasar, 43 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 28
Sekolah Menengah Umum, dan 7 Universitas/Akademi.[2]
Di kota ini juga terdapat
Museum Simalungun yang berisi koleksi peninggalan sejarah dan budaya
Simalungun. Museum ini dikelola oleh Yayasan Museum Simalungun, dan berlokasi
di Jalan Jendral Sudirman, di antara kantor Polres Siantar dan GKPS Sudirman.
Kesehatan
Terdapat 7 buah Rumah Sakit
dari berbagai kategori di Pematang Siantar dengan kapasitas 597 tempat
tidur.[3] Salah satu yang terbesar adalah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen
Saragih, dengan kapasitas 220 tempat tidur, yang dilayani oleh 7 dokter umum, 3
dokter gigi, dan 25 dokter spesialis.[4]
Rumah sakit di atas dibantu
oleh 17 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dan 10 Puskesmas pembantu.
Selain itu terdapat 17 Balai Pengobatan Umum (BPU) dan 235 Pos Pelayanan
Terpadu (Pos Yandu)
Transportasi
Pematang Siantar dapat
diakses melalui 2 sarana transport darat, Bus dan Kereta Api. Secara umum,
transportasi dalam kota dilayani oleh sarana Angkutan Kota dan Becak Motor atau
Becak Sepeda. Terminal Bus terbesar di Pematang Siantar terdapat di Terminal
Parluasan, yang merupakan titik transit bagi hampir seluruh Angkutan dalam dan
luar Kota.
Nama-nama walikota
Pematangsiantar
O.K.H. Salamuddin (1956 -
1957)
Jamaluddin Tambunan (1957 -
1959)
Rakutta Sembiring (1960 -
1964)
Abner Situmorang (1964 -
1964)
Pandak Tarigan (1964 - 1965)
Zainuddin Hasan (1965 - 1966)
Tarif Siregar (1965 - 1966)
Drs. M. Pardede (1966 - 1967)
Letkol Laurimba Saragih (1967
- 1974)
Kol. Sanggup Ketaren (1974 -
1979)
Kol. Drs. MJT. Sihotang (1979
- 1984)
Drs. Djabanten Damanik (1984
- 1989)
Drs. Zulkifli Harahap (1980 -
1994)
Drs. Abu Hanifah (1994 -
2000)
Drs. Marim Purba (2000 -
2005)
Drs. Nabari Ginting Msi
(Pjs.) (2005 - 2005)
Ir. R.E. Siahaan (2005 -
2010)
Hulman Sitorus, SE (2010 -
sampai sekarang)
Tokoh-tokoh dari
Pematangsiantar
Adam Malik, Wakil Presiden
Republik Indonesia ketiga
Dick Sudirman, tokoh bulu
tangkis Indonesia
Syamsul Anwar Harahap,
petinju Indonesia
Rudy Kousbroek, penulis dan
eseis Belanda